Dari sebelumnya hanya 22,1 persen. Menurut Wabup ada banyak penyebab stunting ini mengalami peningkatan salah satunya adalah persoalan sanitasi dan juga pola asuh dari orangtua. Menurutnya, perlu langkah konkrit untuk menyelesaikan persoalan stunting ini. Selain itu petugas juga diminta untuk mengedukasi pasangan ataupun ibu yang sedang hamil.
"Karena stunting ini bukannya menurun tetapi justru mengalami kenaikan dari 22,1 persen sekarang sudah 22,7 persen. Untuk penyebabnya ada banyak. Salah satunya itu pola asuh orangtua. Hal ini berkaitan dengan ketidaktahuan orangtua soal gizi. Lalu untuk yang berada di pinggir sungai penyebabnya adalah sanitasi," kata Gustianto, kemarin.
BACA JUGA:Woww! Game Free-to-Play Paling Gahar Tahun 2024: Wajib Coba!
Wabup menyampaikan tim selanjutnya akan mencari formulasi bagaimana stunting ini bisa mengalami penurunan. Setidaknya tidak mengalami kenaikan lagi ke depannya. Karena menurut Wabup terhambatnya pertumbuhan anak ini dapat berdampak buruk jika tidak segera diatasi. Tidak hanya orangtua, pihak terkait juga dituntut untuk bersama mencegah dan mengatasi stunting karena penanganan stunting ini merupakan program dari Presiden yang dituangkan dalam Peraturan Presiden.
"Lain tempat lain juga persoalannya. Dan tim ini nanti akan bekerja bagaimana menemukan formulasinya. Karena setiap tempat berbeda-beda penanganannya. Kalau persoalan sanitasi maka perlu pembangunan jamban sehat. Kalau yang memang karena kesalahan pola asuh atau asupan gizi kurang maka perlu diberikan makanan tambahan," tutupnya.
BACA JUGA: Kerap Ditolak Kemendagri, DPRD Seluma Tekankan Revisi Reperda RTRW Diperlukan Timsus
BACA JUGA: Kejari dan Polres Seluma Dampingi Bawaslu, Kurangi Pelanggaran Jelang Pilkada 2024
Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
(adt)