Dollar Sudah di Atas 16.000, Ekonomi RI Jika Bisa Bahaya

Senin 17-06-2024,08:45 WIB
Reporter : radarseluma
Editor : Radar Seluma

 

Sektor yang terdampak penguatan Dolar AS antara lain farmasi, otomotif, dan elektronik, tekstil, hingga pangan

 

 

"Yang rawan itu yang paling besar ketergantungan impornya, selama ini kan obat-obatan farmasi, industri manufaktur, seperti otomotif dan elektronik juga lumayan banyak bahan baku dan industri penolongnya," jelas Faisal.

 

Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menilai menguatnya Dolar AS akan membuat harga barang-barang di Indonesia makin mahal. Salah satunya bahan bakar minyak (BBM). Pasalnya. Indonesia adalah negara importir minyak dan BBM yang pembeliannya dalam Dolar AS

 

Bila Dolar AS terus menguat maka harga minyak melonjak, seiring dengan itu subsidi terpaksa dipangkas dan ujungnya harga BBM naik.

 

BACA JUGA: Distan Pastikan Hewan Kurban di Seluma Bebas Penyakit

 

"Imported inflation meningkat, harga BBM biasanya yang akan dikorbankan," terang Nailul Huda kepada detikcom

 

 Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS bisa berdampak ke APBN, yaitu belanja pemerintah membengkak. Misalnya, belanja energi dan pertahanan yang kental dengan impor.

 

Kategori :