HANOI, VIETNAM, Radarseluma.Disway.id, - Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh HSBC (1) pada bulan Oktober 2023 memperkirakan bahwa pada tahun 2050, jumlah wilayah yang cocok untuk budidaya kopi akan berkurang hingga 50 persen akibat perubahan iklim. Ketika para ilmuwan mencari solusi untuk melestarikan tanaman kopi, para petani menghadapi krisis lain: memburuknya sumber benih, kualitas tanah, dan anjloknya harga kopi secara signifikan.
Dalam film "The Tao of Coffee", Warner Bros. Discovery mencatat: "Vietnam menyediakan lebih dari separuh pasokan kopi Robusta global"
BACA JUGA: Cathay Berikan Banyak Keuntungan Bagi Member Berpergian ke Thailand
BACA JUGA:Toyota Kijang Innova, Mobil Super Handal dengan Mesin yang Kuat Ruang Kargo Luas dan Nyaman
Kopi pernah menjadi sektor komoditas yang berkembang pesat, dengan produksi global yang berfluktuasi setiap tahunnya karena kondisi cuaca, perubahan iklim, dan faktor lainnya, yang mengakibatkan pasar menjadi tidak stabil dan harga berfluktuasi. Ketidakstabilan harga ini mempunyai konsekuensi yang signifikan bagi mereka yang bergantung pada kopi untuk mata pencahariannya, sehingga menyulitkan petani untuk memperkirakan pendapatan mereka untuk musim mendatang dan merencanakan kebutuhan produksi mereka.
KOPI VIETNAM: DALAM SOROTAN
Vietnam saat ini merupakan eksportir kopi terbesar kedua di dunia dan eksportir kopi Robusta terbesar. Menurut Departemen Umum Bea Cukai Vietnam, harga rata-rata ekspor kopi pada tahun 2023 adalah $2.614 per ton, meningkat 14,5 persen dari tahun 2022.