Angka PMI-BI tersebut meningkat dari 51,20% pada 4Q23, sehingga mengindikasikan ekspansi yang kuat. Ekspansi ditunjukkan oleh komponen pembentuk PMI-BI
berupa komponen volume persediaan barang jadi (54,87%), volume total pesanan (54,45%), volume produksi (54,03%), dan total jumlah karyawan (50,67%).
Berdasarkan subsektor, mayoritas subsektor mengindikasikan ekspansi, dengan indeks tertinggi terdapat pada industri pengolahan tembakau (58,42%), diikuti
oleh industri tekstil dan pakaian jadi (57,40), dan industri logam dasar (55,63%).
Kinerja sektor industri pengolahan diprakirakan meningkat pada 2Q24 dengan PMI-BI sebesar 54,31%. Seluruh komponen PMI-BI diperkirakan akan meningkat, terutama volume persediaan barang jadi dan volume produksi dengan peningkatan indeks masing-masing sebesar 3,19% dan 3,03%.
Kinerja mayoritas subsektor juga diprediksi akan meningkat, dengan indeks tertinggi pada 2Q24 diprakirakan akan dicapai oleh industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki (61,07%), industri pengolahan tembakau (59,34%), dan industri mesin dan perlengkapan (58,75%).
Kinerja dunia usaha akan tetap terjaga di tahun 2024 seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat hingga mencapai 124,0 pada 1Q24, terutama ditopang oleh kelompok menengah atas, menunjukkan optimisme konsumen untuk berbelanja.
BACA JUGA: Alcatel-Lucent Enterprise Luncurkan Purple On Deman, Sesuai Permintaan Asia Pasifik
BACA JUGA:Pembukaan Pameran Online Industri Plastik & Karet Asia 2024
Selain itu, SBT subsektor perdagangan besar dan eceran diprakirakan mencapai 1,19% dan menjadi subsektor dengan SBT kedua tertinggi pada 2Q24, diikuti dengan subsektor penyediaan makanan minum pada posisi keempat tertinggi dengan SBT 0,7%, menunjukkan optimisme dunia usaha terhadap prospek perdagangan
pada 2Q24.
Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan perekonomian domestik tumbuh sebesar 5,06% pada tahun 2024 seiring membaiknya konsumsi,