Ahli Mikrobiologi Belanda, Menangkan Lee Kuan Yew Water Prize 2024

Rabu 17-04-2024,05:00 WIB
Reporter : Radar Seluma
Editor : Radar Seluma

 

SINGAPURA, Radarseluma.Disway.Id, - Profesor Gertjan Medema, 62 tahun, dianugerahi Lee Kuan Yew Water Prize 2024 yang bergengsi atas penelitian dan penemuan terobosannya, serta kontribusinya yang signifikan di bidang epidemiologi berbasis air limbah (WBE) . Penelitiannya merevolusi penerapan WBE untuk deteksi virus di air limbah selama pandemi COVID-19.

 

BACA JUGA: Menhub dan Menko PMK Tinjau Arus Mudik di Rest Area Heritage KM 260B Banjaratma - Brebes

BACA JUGA: Melonjak Sampai 190 Kasus, 4 Meninggal Dunia! Kasus DBD di Seluma

 

2   “Merupakan suatu kehormatan dan keistimewaan bagi saya untuk menerima Penghargaan Air Lee Kuan Yew yang terhormat. Penghargaan ini merupakan pengakuan atas penggunaan air limbah yang inovatif sebagai sumber data untuk tren peredaran COVID-19 di komunitas kita. Saya melihatnya juga sebagai sebuah penghargaan. pengakuan atas kerja keras banyak orang di sektor air secara global, yang mengumpulkan data COVID-19 dari air limbah untuk mendukung respons masyarakat kita terhadap pandemi ini. Hal ini mempererat hubungan antara air dan sektor kesehatan pemantauan kini ditetapkan sebagai alat pengawasan kesehatan masyarakat terhadap peningkatan jumlah penyakit,” kata Profesor Medema, Ahli Mikrobiologi Utama di KWR Water Research Institute, dan penerima penghargaan ke -10 sejak tahun 2008.

 

Kontribusi Profesor Medema selama pandemi Covid-19

 

BACA JUGA: Anggaran Cuma 25 Juta, Pengiriman Atlet Seluma di Popda 2024 Bisa Batal?

 

3   Dengan munculnya COVID-19 pada awal tahun 2020, Profesor Gertjan Medema, seorang ahli mikrobiologi terkenal dan pakar kualitas air dan kesehatan, serta timnya, menyadari perlunya deteksi dan pemantauan dini, dan mulai mengumpulkan sampel air limbah di seluruh Belanda untuk diuji. untuk virus SARS-CoV-2. Dia dengan cepat memfokuskan penelitian timnya pada pembatasan penyebaran virus di masyarakat melalui pengawasan air limbah. Hasilnya cukup menjanjikan ketika bukti virus terdeteksi di air limbah beberapa kota bahkan sebelum virus tersebut dilaporkan secara resmi di kota-kota tersebut.

 

4   Pekerjaan Profesor Medema menjadi landasan dalam menjadikan WBE sebagai alat pengawasan kesehatan masyarakat selama pandemi. Dampak dari karyanya terbukti dari publikasi pertamanya di bidang ini yang menarik perhatian besar dengan lebih dari 1.400 kutipan dan lebih dari 34.000 penayangan antara tahun 2020 dan 2023. Pengawasan air limbah telah diadopsi di seluruh dunia sebagai alat yang ampuh untuk deteksi dini penyakit seperti SARS-CoV-2, bahkan sebelum kasusnya dilaporkan melalui uji klinis. Hal ini pada gilirannya memberikan wawasan berharga mengenai prevalensi virus di masyarakat, dan metode yang terbukti hemat biaya dan non-invasif untuk melacak penyebaran penyakit.

Kategori :