BMKG Mundurkan Prakiraan Hujan ke November, Kemarau di Seluma Semakin Parah

Rabu 01-11-2023,10:30 WIB
Reporter : radarseluma
Editor : radarseluma

 

 

PEMATANG AUR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu yang sebelumnya mengumumkan bahwa kemarau akan berakhir pada akhir Oktober menyatakan memundurkan prakiraannya. Hal tersebut lantaran pertimbangan dari model-model iklim dunia. BMKG menyampaikan kemarau baru akan berakhir pada akhir bulan November. 

BACA JUGA:Pentingnya Konsultasi Dokter Dalam Menjaga Kesehatan Tubuh!

 

"Dengan keadaan saat  ini, di mana kondisi suhu muka laut di Samudera Hindia Barat Sumatera masih dalam kondisi dingin dan angin masih dalam keadaan dari angin Tenggara menuju ke Selatan. Dan kemudian hujan yang turun saat ini belum ada peningkatan masih di bawah 50 mm per 10 hari maka untuk update musim hujan kita mundurkan sampai dasarian III bulan November," kata Anang Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu, kemarin (31/10).

Dia menerangkan, bahwa awal musim hujan umumnya berkait erat dengan peralihan Angin Timuran (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan (Monsun Asia). Berdasarkan prediksi BMKG, Angin Timuran diprediksi masih tetap aktif hingga November 2023, utamanya di Indonesia bagian Selatan. Sementara itu, Angin Baratan diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya.

Saat ini, lanjutnya, beberapa Zona Musim (ZOM) telah terkonfirmasi mulai mengalami musim hujan, yaitu sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau. Selanjutnya, musim hujan akan terjadi di Sumatera bagian tengah dan selatan lalu secara hampir berurutan diikuti oleh Kalimantan, Jawa, kemudian secara bertahap akan mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024.

BACA JUGA: Krisis Air Bersih, Kodim 0425/Seluma Bangun Sistem Pipanisasi di Seluma

BACA JUGA:5 Cara Cek Kesehatan Secara Online Terbaru

 

Dia menyebutkan bahwa sejak mulai muncul pada pertengahan bulan Mei 2023, gangguan iklim El Nino terus berkembang mencapai level El Nino moderat sejak akhir Juli 2023 dan saat ini Indeks El Nino berada pada nilai +1.504. Kondisi El Nino moderate tersebut diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024.

Sedangkan di Samudera Hindia, berdasarkan pemantauan anomali suhu muka laut menunjukkan adanya kondisi IOD Positif dengan indeks saat ini sebesar +1.527 dan diprediksi akan tetap positif hingga akhir tahun 2023. Superposisi fenomena El Nino dan IOD (+), menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia menjadi lebih sedikit dari normalnya, yang berkaitan dengan kondisi curah hujan rendah sebagai penyebab kekeringan di Indonesia.(adt) 

Kategori :