Lebong Tandai, Tambang Emas Bengkulu Utara Terbesar Saat Masa Kolonial

Senin 25-09-2023,09:00 WIB
Reporter : editor5131radarseluma2
Editor : editor5131radarseluma2

Tepat di tahun 1980, Lebong Tandai akhirnya di kelola oleh PT. Lusang Mining, sebuah perusahaan yang melanjutkan pergerakan penambangan emas. Masyarakat yang sebelumnya menduduki kawasan ini, akhirnya dipindahkan dengan dalih keselamatan kesehatan.

 

PT. Lusang Mining ini beroperasi selama kurang lebih 15 tahun, atau tepatnya di tahun 1995 meninggalkan tempat itu dan akhirnya dikuasai lagi oleh masyarakat hingga saat ini.

 

Desa Lebong Tandai di tahun 2020 ini, memiliki penduduk sekitar 126 Kepala Keluarga (KK), masyarakat desa ini berasal dari berbagai macam suku, baik itu suku asli Bengkulu (Pekal, Rejang, Selatan) Jawa, Sunda, Padang. Sementara itu, bahasa yang digunakan masyarakat setempat sebagai bahasa sehari-hari menggunakan bahasa, Pekal, Bengkulu dan Indonesia.

 

Untuk sarana transportasi, masyarakat desa ini mengandalkan Molek sebagai satu-satunya alat transportasi yang menghubungkan Desa Air Tenang menuju Lebong Tandai dengan rentang waktu perjalanan dari 5-6 jam.

 

 

Hanya saja, terhitung sejak, pertengahan Tahun 2020 ini, selain Molek masyarakat juga bisa menempuh jalur darat menggunakan kendaraan roda dua dan empat, via Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Ulok Kupai.

 

Untuk pengguna kendaraan mobil bisa sampai di kawasan Sungai Landai, kemudian bisa melanjutkan perjalanan menggunakan molek, dengan waktu tempuh 20 menit atau sekitar 5 Km dari Sungai Landai. Sementara itu, untuk kendaraan motor bisa langsung ke Desa Lebong Tandai. Sebagai catatan, lantaran jalan yang baru dibuka belum dilakukan pengerasan, maka perjalanan itu, lebih baik dilakukan ketika cuaca tidak hujan.

Kategori :