Lebong Tandai, Tambang Emas Bengkulu Utara Terbesar Saat Masa Kolonial

Senin 25-09-2023,09:00 WIB
Reporter : editor5131radarseluma2
Editor : editor5131radarseluma2

Melimpahnya logam mulia atau emas pada masa itu, membuat Belanda menjadikan tempat ini bukan hanya sebatas lokasi pertambangan semata, sejumlah sarana dan prasarana di Lebong Tandai pun dibangun dilengkapi pada masa itu. Baik sarana transportasi, berupa rel molek atau Motor Lori Ekspres yang merupakan alat transportasi yang menghubungkan antara Lebong Tandai menuju Desa Air Tenang atau Kecamatan Napal Putih.

 

Landasan helikopter (helipad), bendungan sungai lusang setinggi kurang lebih 30 meter yang digunakan sebagai pembangkit listrik, rumah sakit terbesar se-Sumatera Bagian Selatan, diskotik, rumah bordil, sarana olahraga berupa lapangan tenis, basket dan biliard, mini market dan sejumlah bangunan-bangunan mewah lainnya yang menjadikan kawasan ini kawasan paling gemerlap di Indonesia pada masa itu.

Sejumlah situs peninggalan Belanda itu-pun hingga saat ini, bisa kita jumpai di sana, baik itu sarana transportasinya yang hingga saat ini masih digunakan masyarakat Desa Lebong Tandai, Bendungan dan juga sarana olahraga, lubang-lubang penambangan emas dan bangunan pabrik pengolahan emas.

 

 

Sementara itu, untuk beberapa bangunan lainnya saat ini hanya meninggalkan puing-puingnya saja. Sebab, setelah bangsa Belanda memutuskan meninggalkan tempat ini. Konon, tepatnya di sekitar tahun 1942-an atau menjelang kemerdekaan Indoensia. PRI atau masyarakat setempat sering menyebutnya sebagai Tentara Hitam, memasuki kawasan ini dan melakukan penjarahan dan perusakan bangunan-bangunan milik Belanda itu.

 

Haji Sulaiman, salah seorang tokoh masyarakat berusia 70 tahun menerangkan, kepada Radar Utara. Disway.Id, n cerita sejarah dari pendahulunya, di kawasan tempat tinggalnya itu merupakan wilayah yang memiliki rumah sakit terbesar se-Sumbagsel dan menjadi rujukan bagi pasien yang menderita penyakit parah.

 

"Mereka datang kesini ada yang menggunakan helikopter dan ada juga yang menggunakan jalur darat, yang ditempuh melalui jalur air Ketahun dan dilanjutkan lagi menggunakan Molek ketika sampai di pelabuhan Sungai Desa Air Tenang. Para dokter dan perawatnya merupakan orang yang didatangkan dari luar negeri semua," tuturnya.

 

Kini, seiring berjalanannya waktu, masyarakat yang sebelumnya menjadi budak atau pekerja rodi bangsa belanda kembali masuk dan mengusai tempat ini serta melanjutkan penambangan emas secara tradisional.

 

BACA JUGA:Siapkan Hari Ini, Senin 25 September 2023, Game Penghasil Saldo DANA Gratis Rp500 Ribu

BACA JUGA:SIMAK Ya, 10 Tips Mendidik Anak agar Cepat Berbicara! Nomor 5 Tergantung Anda

Kategori :