Radar Seluma.Disway.Id, - Bank Indonesi memutuskan mepertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate 5,75%. Keputusan tersebut konsisten dengan arah kebijakan moneter yang bertujuan untuk memastikan tingkat inflasi tetap terkendali pada kisaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024.
BACA JUGA: Paling Murah, Harga TBS Sawit di Seluma, di Wilayah Talo Cuma 1.550/Kg
Pemerintah juga mendukung pertumbuhan ekonomi domestik melalui kebijakan makroprudensial.
Kebijakan makroprudensial yang longgar akan terus diterapkan untuk memperkuat efektivitas pemberian insentif likuiditas kepada perbankan guna mendorong kredit/pembiayaan dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata dan pembiayaan inklusif dan hijau.
Untuk memitigasi dampak kemungkinan kenaikan lanjutan Fed Funds Rate (FFR) dan penguatan mata uang dolar AS, Bank Indonesia terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas.
Yang pertama adalah memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas dengan berfokus pada transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). Kebijakan yang kedua adalah penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebagai instrumen operasi moneter (kontraksi) yang pro-market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang dan mendukung upaya menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio. Kebijakan berikutnya adalah peningkatan efektivitas implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) SDA sejalan dengan PP No. 36 tahun 2023.
Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan BI7DRRR akan tetap 5,75% pada sisa tahun 2023.
Kami memperkirakan BI7DRRR pada tahun 2023 akan tetap berada pada level 5,75%. Ruang pemotongan suku bunga acuan kami prediksi akan terbuka pada triwulan kedua tahun 2024 sejalan dengan inflasi yang terus terkendali dalam sasaran target dan tekanan dari sisi global yang mulai mereda.