"Mengingat setelah anak saya resmi diterima menjadi santri Mah'ad Al Zaytun menurut perjanjian akte notaris
Akan dididik, dibina, dan dibesarkan, serta dipelihara berdasarkan ajaran Islam. Akan tetapi dalam kenyataan praktek pembinaan dan pembelajaran putra kami, tidaklah demikian," tulis akun Facebook niicrisiscenter.com.
Dalam postingan tersebut juga dikatakan bahwa seluruh santri Pondok Pesantren Al Zaytun wajib berpacaran setiap hari Jumat, pegangan tangan dan ciuman tidak dilarang, boleh membaca dan memiliki buku dewasa, dan santri pria tidak dilarang masuk ke asrama santri wanita.(adt)