Kisah Karomah Gaib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani: Pertolongan Ilahi bagi Para Pencari Ilmu
Radarseluma.disway.id - Kisah Karomah Gaib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani: Pertolongan Ilahi bagi Para Pencari Ilmu--
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Dalam sejarah Islam, nama Syaikh Abdul Qadir al-Jailani (470–561 H) selalu harum dikenang sebagai sosok wali Allah yang agung. Beliau bukan hanya seorang ulama besar, tetapi juga seorang mursyid sufi yang kehidupannya dipenuhi dengan karomah dan pertolongan gaib yang menakjubkan. Kisah-kisah tentang beliau tidak hanya menjadi inspirasi rohani, tetapi juga pelajaran berharga bagi umat Islam, terutama para penuntut ilmu.
Banyak riwayat menyebutkan bahwa para pencari ilmu sering mendapat pertolongan gaib dari Allah melalui keberkahan doa dan karomah beliau. Pertolongan itu datang dalam berbagai bentuk, mulai dari keselamatan dalam perjalanan, kelapangan rezeki, hingga terhindar dari bahaya besar. Tentu, semua itu hakikatnya adalah pertolongan Allah, sedangkan wali Allah seperti Syaikh Abdul Qadir hanya menjadi wasilah (perantara).
Kisah Pertolongan Gaib kepada Para Pencari Ilmu
Salah satu kisah masyhur diceritakan dalam kitab-kitab manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. Disebutkan ada sekelompok pemuda yang hendak menuntut ilmu ke Baghdad. Di tengah perjalanan, mereka kehabisan bekal dan merasa putus asa. Lalu salah satu dari mereka dengan penuh keyakinan menyebut nama Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan memohon pertolongan Allah melalui barakah beliau.
Tak lama kemudian, datanglah seseorang yang membawa makanan dan minuman lalu memberikannya kepada mereka. Ketika ditanya siapa dia, orang itu menjawab:
“Aku diutus oleh Syaikh Abdul Qadir untuk menolong kalian.”
Kisah ini menjadi bukti bahwa doa dan kedekatan para wali dengan Allah bisa menjadi sebab turunnya rahmat dan pertolongan bagi hamba-hamba-Nya.
BACA JUGA:Kisah Karomah Menakjubkan: Saat Hewan-hewan Patuh kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
Landasan Al-Qur’an tentang Pertolongan Allah
Allah SWT menegaskan bahwa pertolongan hakiki hanya berasal dari-Nya. Dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 10:
وَمَا ٱلنَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: “Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal: 10)
Ayat ini menjelaskan bahwa segala bentuk pertolongan sejatinya berasal dari Allah, meski terkadang Allah menyalurkannya melalui malaikat, para nabi, maupun para wali-Nya.
Dalam surah Yunus ayat 62–63, Allah berfirman:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ • ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ
Artinya: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62–63)
Sumber: