Hari Tasyrik: Hari Makan, Minum, dan Berdzikir
Radarseluma.disway.id - Hari Tasyrik: Hari Makan, Minum, dan Berdzikir--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Dalam Islam, setiap hari memiliki nilai dan keistimewaan tersendiri. Namun, ada hari-hari tertentu yang dimuliakan secara khusus oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Di antara hari-hari tersebut adalah Ayyām at-Tashrīq (hari-hari Tasyrik) yang jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, yaitu setelah Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah). Hari-hari ini memiliki kedudukan mulia dalam syariat Islam dan menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk memperbanyak dzikir, menikmati karunia Allah, serta menjauhkan diri dari perbuatan dosa.
Pengertian Hari Tasyrik
Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. Disebut “tasyrik” karena dahulu masyarakat Arab menjemur daging kurban di bawah sinar matahari (tasyrīq al-lahm) agar bisa diawetkan lebih lama. Namun dalam konteks syariat, hari-hari ini ditetapkan sebagai hari khusus untuk berdzikir kepada Allah, menikmati makanan dan minuman, serta memperbanyak ibadah tanpa puasa.
BACA JUGA:Kurban: Ibadah Sosial dan Spiritual
Dalil dari Al-Qur’an
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Hajj ayat 32 yang mana berbunyi:
ذَٰلِكُمْ ۚ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَـٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ
Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu termasuk ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)
Ayat ini secara umum menegaskan pentingnya mengagungkan syiar-syiar Allah, termasuk di antaranya hari-hari besar dalam Islam seperti Hari Tasyrik. Agama ini bukan sekadar ritual, tapi mengakar dalam pengagungan kepada Allah yang lahir dari hati yang bertakwa.
Dalil dari Hadits
Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ
Artinya: “Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim no. 1141)
Hadits ini dengan tegas menyebutkan bahwa hari Tasyrik bukanlah hari untuk berpuasa, tetapi untuk bersyukur atas nikmat Allah berupa makanan, minuman, dan juga untuk memperbanyak dzikir. Bahkan dalam konteks ibadah haji, Allah memerintahkan jamaah untuk memperbanyak dzikir selama hari-hari ini.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 203 yang mana berbunyi:
وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ فِىٓ أَيَّامٍۢ مَّعْدُودَٰتٍۗ
Artinya: “Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang tertentu...” (QS. Al-Baqarah: 203)
Mayoritas ulama menafsirkan bahwa "beberapa hari tertentu" yang dimaksud dalam ayat ini adalah hari-hari Tasyrik. Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa hari-hari tersebut adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
BACA JUGA:Distribusi Daging Kurban: Etika dan Praktik
Makna dan Hikmah Hari Tasyrik
1.Hari untuk Menikmati Nikmat Allah (Makan dan Minum)
Hari Tasyrik adalah hari untuk menikmati rezeki yang telah Allah limpahkan. Bukan hanya makanan dan minuman biasa, tapi juga daging kurban yang dibagikan kepada sesama sebagai wujud kepedulian sosial. Islam tidak melarang kesenangan duniawi selama dalam batas yang dihalalkan.
2.Hari Berdzikir dan Mendekatkan Diri kepada Allah
Rasulullah SAW menekankan bahwa hari-hari ini harus digunakan untuk memperbanyak dzikir kepada Allah. Bentuk dzikir yang dianjurkan termasuk takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih. Bahkan dalam ibadah haji, hari Tasyrik merupakan waktu untuk melontar jumrah yang disertai dengan dzikir kepada Allah.
3.Larangan Puasa di Hari Tasyrik
Hari Tasyrik termasuk hari yang diharamkan untuk berpuasa. Diriwayatkan dari Nubaisyah al-Hudzali radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Ahmad dan Muslim yang mana berbunyi:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Artinya: “Hari-hari Tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Ahmad dan Muslim)
Karena itu, siapa pun yang berpuasa pada hari-hari tersebut tanpa alasan syar’i (misalnya bagi jamaah haji yang tidak mampu berkurban) dianggap melanggar tuntunan Nabi.
4.Dzikir yang Dianjurkan Selama Hari Tasyrik
Para ulama menganjurkan untuk memperbanyak:
* Takbir Muthlaq dan Muqayyad
Takbir muthlaq: kapan pun dan di mana pun selama hari-hari tersebut.
* Takbir muqayyad:
setelah shalat fardhu, sejak subuh 9 Dzulhijjah (hari Arafah) sampai ashar 13 Dzulhijjah.
Contoh bacaan takbir:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”
Tahmid dan Tahlil
Mengucapkan Alhamdulillah dan Lā ilāha illallāh merupakan bentuk dzikir yang sangat dianjurkan.
Amalan Sunnah di Hari Tasyrik
* Memperbanyak takbir setelah shalat fardhu
* Menyembelih kurban jika belum sempat melakukannya di hari Nahr (10 Dzulhijjah).
* Berdoa dan berdzikir, khususnya di waktu pagi dan sore.
* Mempererat silaturahmi dan berbagi makanan, terutama daging kurban.
* Menjaga lisan dan hati dari dosa, karena hari-hari ini adalah bagian dari hari-hari besar dalam Islam
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Hari Tasyrik adalah waktu istimewa yang disediakan Allah SWT bagi umat Islam untuk melanjutkan semangat pengorbanan dan ketaatan dari Idul Adha. Hari-hari ini bukan sekadar hari biasa, melainkan hari ibadah yang dibungkus dengan rasa syukur, dzikir, dan kebersamaan. Maka dari itu, marilah kita isi hari-hari Tasyrik dengan amalan yang dicintai Allah: memperbanyak dzikir, berbagi makanan, menguatkan ukhuwah, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang melalaikan.
Islam adalah agama yang seimbang antara ruhani dan jasmani. Hari Tasyrik adalah bukti bahwa Islam tidak hanya mendorong manusia untuk beribadah secara spiritual, tapi juga menghargai kenikmatan duniawi selama berada di jalur yang diridhai Allah. Maka, mari kita manfaatkan hari-hari ini sebagai momen untuk memperbanyak syukur, mengisi waktu dengan dzikir, dan menjaga hati dari kelalaian. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua. (djl)
Sumber: