Berbakti kepada Keluarga: Merawat Ikatan yang Diberkahi

Berbakti kepada Keluarga: Merawat Ikatan yang Diberkahi

Radarseluma.disway.id - Berbakti kepada Keluarga: Merawat Ikatan yang Diberkahi--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Keluarga merupakan anugerah agung yang Allah berikan kepada setiap insan. Dalam lingkup keluarga, manusia belajar mencintai, memahami, dan menguatkan satu sama lain. Islam memandang keluarga sebagai fondasi utama kehidupan sosial dan spiritual seorang Muslim. Oleh karena itu, berbakti kepada keluarga bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi juga perintah agama yang penuh keberkahan. Dalam keluarga, seseorang pertama kali mengenal kasih sayang, tanggung jawab, serta nilai-nilai kebaikan yang akan membentuk kepribadiannya di tengah masyarakat.

Makna Berbakti kepada Keluarga dalam Islam

Berbakti kepada keluarga berarti menjalankan peran dan tanggung jawab masing-masing dengan penuh kesadaran, keikhlasan, serta kasih sayang. Orang tua kepada anak, anak kepada orang tua, suami kepada istri, istri kepada suami, dan antar saudara satu sama lain dituntut untuk menjaga hubungan yang harmonis berdasarkan prinsip keimanan dan ketakwaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk senantiasa menjaga silaturahmi dan tidak memutuskannya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 1 yang mana berbunyi: 

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (nama)-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”  (QS. An-Nisa: 1)

Ayat ini menekankan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan sebagai wujud ketakwaan. Memelihara hubungan ini adalah salah satu bentuk ibadah yang besar pahalanya dan merupakan kunci keberkahan hidup.

BACA JUGA:Pentingnya Memaafkan Diri Sendiri di Bulan Dzulqa’dah yang Suci Ini

Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua

Salah satu bentuk paling utama dalam berbakti kepada keluarga adalah berbakti kepada orang tua. Islam menempatkan birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) sebagai amal yang sangat besar setelah tauhid kepada Allah, sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Isro ayat 23 yang mana berbunyi: 

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu.” (QS. Al-Isra’: 23)

Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga memperkuat hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi: 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ

Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Amalan apakah yang paling dicintai Allah?’ Beliau menjawab: ‘Shalat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada orang tua.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menunjukkan bahwa birrul walidain adalah salah satu amal yang paling dicintai Allah, bahkan setelah kewajiban shalat.

BACA JUGA:Meraih Keberkahan dengan Membaca Al-Qur'an Setiap Hari

Menjaga Keharmonisan dalam Keluarga

Berbakti kepada keluarga tidak hanya berlaku kepada orang tua, tetapi juga antar pasangan suami istri dan saudara kandung. Suami yang bertanggung jawab, istri yang taat dan penyayang, serta anak-anak yang menghormati orang tuanya, semua adalah unsur-unsur pembentuk keluarga sakinah yang diberkahi Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang berbunyi: 

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi, hasan shahih)

Hadits ini menjadi teladan bagi setiap Muslim untuk senantiasa memperlakukan keluarga dengan baik, lembut, dan penuh cinta.

Akibat Memutus Hubungan Keluarga

Islam sangat mengecam perbuatan memutuskan tali silaturahmi. Hal ini bahkan menjadi sebab seseorang tidak akan masuk surga secara langsung.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi: 

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ

Artinya:;“Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali kekeluargaan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang meremehkan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan. Terkadang hanya karena urusan duniawi, saudara menjadi bermusuhan, anak tidak mau lagi menyapa orang tua, atau orang tua merasa dikhianati oleh anaknya. Semua ini adalah penyebab kerusakan ukhuwah dan menjadi sumber murka Allah.

BACA JUGA:Berusaha Menjadi Muslim yang Lebih Baik Setiap Hari di Dzulqa’dah

Cara Merawat Ikatan yang Diberkahi

Merawat ikatan keluarga bisa dilakukan dengan berbagai cara:

Berkomunikasi dengan baik

Hindari prasangka dan perbanyak dialog dalam menghadapi perbedaan.

Saling menasihati dalam kebaikan:

Bimbing anggota keluarga dalam agama, bukan dengan kekerasan, tapi dengan hikmah dan kelembutan. 

Bersikap adil dan penuh kasih sayang:

Jangan membedakan kasih sayang antara satu anak dengan yang lain.

Memberi waktu dan perhatian

Keluarga adalah amanah, maka sisihkan waktu untuk mereka di tengah kesibukan dunia.

Memaafkan dan saling mendoakan

Dalam hubungan keluarga, pasti ada kesalahan. Islam mengajarkan untuk memaafkan dan mendoakan, bukan mendendam.

BACA JUGA:Menghindari Membanggakan Diri: Dzulqa’dah Bulan Introspeksi Diri

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah ladang pahala dan tempat mendulang keberkahan jika kita mampu menjaganya dengan penuh keimanan. Berbakti kepada keluarga bukan sekadar kewajiban horizontal antarmanusia, tapi juga ibadah vertikal yang berhubungan langsung dengan Allah. Ia menjadi jalan menuju ridha-Nya dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Mari kita senantiasa memperbaiki hubungan keluarga, saling mendukung, mencintai, dan menghormati dalam bingkai ajaran Islam. Jangan biarkan dunia memisahkan hati yang seharusnya saling mencintai karena Allah. Sebab keluarga adalah amanah dan berkah yang harus kita rawat hingga akhir hayat.

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ

Artinya: “Ya Allah, satukanlah hati-hati kami, perbaikilah hubungan di antara kami, dan tunjukilah kami jalan-jalan keselamatan.” (Doa Nabi dalam hadits riwayat Ahmad)

Demikianlah penjelasan yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat buat kita semua. (djl)

Sumber:

Berita Terkait