Pentingnya Memaafkan Diri Sendiri di Bulan Dzulqa’dah yang Suci Ini
Radarseluma.disway.id - Pentingnya Memaafkan Diri Sendiri di Bulan Dzulqa’dah yang Suci Ini--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id — Bulan Dzulqa’dah merupakan bulan yang sangat berharga dalam kalender Islam. Sebagai salah satu dari empat bulan haram (bulan suci) dalam Islam, Dzulqa’dah memiliki keutamaan yang besar. Ia datang sebagai momen persiapan sebelum Dzulhijjah, bulan pelaksanaan ibadah haji. Namun lebih dari itu, bulan ini menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan membersihkan hati dari segala kesalahan, termasuk dengan memaafkan diri sendiri.
Memaafkan Diri Sendiri: Langkah Awal Menuju Taubat Sejati
Memaafkan diri sendiri adalah bagian penting dari perjalanan spiritual. Kita sering terjebak dalam rasa bersalah yang mendalam, hingga lupa bahwa Allah Maha Pengampun dan membuka pintu taubat bagi siapa saja yang ingin kembali kepada-Nya. Dalam konteks bulan Dzulqa’dah yang suci ini, memaafkan diri sendiri adalah cara untuk menyambut ampunan Allah dengan hati yang bersih.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 8 yang mana berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا ۚ عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Mudah-mudahan Tuhan kalian akan menghapus kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..." (QS. At-Tahrim: 8)
Ayat ini menunjukkan bahwa taubat nasuha (taubat yang sungguh-sungguh) mampu menghapus dosa-dosa besar sekalipun. Namun untuk sampai pada taubat sejati, kita harus mulai dengan memaafkan diri sendiri—yakni mengakui kesalahan, menerima kenyataan bahwa kita tidak sempurna, dan bertekad untuk berubah.
BACA JUGA:Bulan Dzulqa’dah dan Kewajiban Menjaga Amanah dalam Pekerjaan
Hadits-Hadits tentang Pengampunan dan Taubat
Nabi Muhammad SAW juga banyak menekankan pentingnya taubat dan kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang bertaubat. Dalam sebuah Hadits disebutkan sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang berbunyi:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Artinya: "Setiap anak Adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat." (HR. Tirmidzi, no. 2499, dinilai hasan)
Hadits ini menegaskan bahwa kesalahan adalah bagian dari fitrah manusia, namun Allah melihat siapa yang dengan rendah hati kembali kepada-Nya, termasuk dengan memaafkan diri sendiri.
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 222 yang mana berbunyi:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Artinya: "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222)
Dalam Surat lain Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 135 yang mana berbunyi:
وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
Artinya: "Dan siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah?" (QS. Ali ‘Imran: 135)
Ini adalah pengingat bahwa Allah lebih pengasih kepada hamba-Nya daripada seorang ibu kepada anaknya, sebagaimana dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim berikut:
لَلَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ يَجِدُ ضَالَّتَهُ بِالْفَلَاةِ
Artinya: "Sungguh, Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya daripada seseorang yang menemukan kembali untanya yang hilang di padang pasir." (HR. Muslim, no. 2747)
BACA JUGA:Menjaga Etika Bermedia Sosial di Bulan Mulia
Mengapa Memaafkan Diri Sendiri Itu Penting?
Sumber: