Menghindari Emosi Berlebihan Saat Berpuasa

Menghindari Emosi Berlebihan Saat Berpuasa

Radarseluma.disway.id - Menghindari Emosi Berlebihan Saat Berpuasa--

Radarseluma.disway.id - Puasa dalam Islam bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga merupakan latihan spiritual untuk mengendalikan hawa nafsu, termasuk emosi dan amarah. Dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat berpuasa, seseorang sering kali menghadapi situasi yang dapat memicu emosi berlebihan, seperti rasa lapar, haus, kelelahan, atau bahkan provokasi dari orang lain. 
Oleh karena itu, Islam mengajarkan pentingnya menjaga ketenangan hati dan mengontrol emosi agar ibadah Puasa tetap bernilai dan berpahala.
 
Dalam Al-Qur’an dan Hadits, banyak dalil yang menekankan pentingnya menjaga kesabaran dan menahan amarah, terutama dalam kondisi seperti berpuasa. 
Jika seseorang tidak bisa mengendalikan emosinya, dikhawatirkan puasanya hanya sekadar menahan lapar dan haus tanpa mendapatkan hikmah dan keberkahan dari ibadah tersebut.
 
 
Banyak Allah SWT menjelaskan tentang menghindari emosi berlebihan dalam Al-Qur'an berikut penjelasannya; 
 
Pertama:
Perintah Menahan Amarah
 
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 134 yang mana berbunyi: 
 
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: 
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali 'Imran: 134)
 
Ayat ini menunjukkan bahwa menahan amarah adalah salah satu sifat terpuji yang dicintai oleh Allah, saat berpuasa, kita harus berusaha menahan amarah karena ini merupakan bagian dari ibadah yang lebih luas, yaitu menahan diri dari segala hal yang dapat merusak pahala puasa.
 
Kedua:
Puasa sebagai Latihan Kesabaran
 
Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 45 berbunyi: 
 
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Artinya: 
"Jadikanlah sabar dan Shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 45)
 
Dalam tafsir banyak ulama, kata الصَّبْرِ (as-shabr) dalam ayat ini juga diartikan sebagai Puasa, dengan demikian, Puasa merupakan salah satu bentuk latihan kesabaran yang paling utama. Orang yang berpuasa harus mampu menahan diri dari berbagai bentuk pelampiasan emosi agar ibadah puasanya tetap bernilai di sisi Allah SWT.
 
 
Selain dijelaskan dalam Al-Qur'an tentang mengendalikan emosi saat Puasa juga dijelaskan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam banyak Hadist Rasulallah SAW. Rasulullah SAW juga telah memberikan bimbingan mengenai pentingnya mengendalikan emosi saat berpuasa. Berikut penjelasannya 
 
Pertama:
Larangan berbuat sia-sia dan bertengkar saat berpuasa
 
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi: 
 
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ، فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ
Artinya: 
"Berkata Rasulullah SAW: "Apabila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor dan jangan pula berteriak-teriak (marah), jika ada seseorang yang mencaci atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia berkata, Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’" (HR. Bukhari dan Muslim)
 
Hadits ini mengajarkan bahwa Puasa bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga lisan dan emosi, jika seseorang memancing emosi kita dengan perkataan atau perbuatan yang tidak baik, kita dianjurkan untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain bahwa kita sedang berpuasa, agar tidak terjebak dalam amarah yang merusak nilai Puasa itu sendiri.
 
Kedua:
Keutamaan menahan amarah
 
Nabi Muhammad Rasulullah SAW tentang keutamaan menahan amarah Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi:
 
قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ
 
Artinya: 
Berkata Rasulullah SAW: "Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya saat marah." (HR. Bukhari dan Muslim)
 
Hadits ini menegaskan bahwa kekuatan sejati bukanlah kekuatan fisik, melainkan kemampuan menahan diri dari kemarahan, dalam konteks Puasa, ini menjadi lebih relevan karena lapar dan haus sering kali membuat seseorang lebih mudah tersulut emosinya.
 
 
"Cara Menghindari Emosi Berlebihan saat Berpuasa"
 
Untuk menjaga ketenangan dan menghindari emosi yang berlebihan saat berpuasa, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan:
 
Pertama:
Banyak Berzikir dan Berdoa
 
Dengan senantiasa mengingat Allah SWT yaitu dengan cara berzikir dan berdoa kepada Allah SWT maka akan membuat hati menjadi lebih tenang. Salah satu dzikir yang baik untuk menahan amarah adalah:
 
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Artinya: 
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."
 
Kedua:
Menjaga pola makan saat sahur dan berbuka
 
Makanan yang sehat dan cukup saat sahur membantu menjaga kestabilan emosi sepanjang hari, hindari makanan yang bisa memicu emosi seperti kafein berlebihan atau makanan yang terlalu pedas.
 
Ketiga:
Menghindari perdebatan yang tidak perlu
 
Jika seseorang mulai memancing emosi, lebih baik menghindari diskusi yang dapat berujung pada pertengkaran.
 
Keempat:
Menjaga kualitas Ibadah
 
Membaca Al-Qur'an, memperbanyak Shalat Sunnah, dan memperbaiki hubungan dengan sesama akan membantu menjaga ketenangan hati.
Mengendalikan Nafas dan Mengubah Posisi, jika mulai merasa marah, Rasulullah SAW menganjurkan untuk mengubah posisi, misalnya dari berdiri menjadi duduk, atau dari duduk menjadi berbaring.
 
 
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa menahan emosi saat berpuasa adalah bagian dari esensi ibadah itu sendiri. 
Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga mengendalikan diri dari segala bentuk emosi negatif yang bisa mengurangi nilai ibadah. Al-Qur'an dan hadits menekankan pentingnya bersabar dan menahan amarah, karena itu merupakan bagian dari ketaqwaan yang dicintai oleh Allah SWT.
 
Dengan menerapkan langkah-langkah untuk menjaga ketenangan, seperti berzikir, menjaga pola makan, dan menghindari perdebatan, kita dapat menjalani Puasa dengan lebih baik. Sehingga, ibadah yang kita lakukan tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan akhlak yang lebih baik.
 
Puasa adalah latihan spiritual yang luar biasa untuk membentuk kepribadian yang sabar dan penuh kasih sayang. Dengan menjaga emosi, seseorang tidak hanya mendapatkan manfaat ibadah secara rohani, tetapi juga secara sosial dalam hubungan dengan sesama. Semoga kita semua bisa menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan mendapat ridha Allah SWT. Aamiin. (djl)

Sumber: