Menanamkan Rasa Syukur dalam Setiap Keadaan Lapang Maupun Sempit
Senin 10-03-2025,14:00 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarselum.disway.id - Menanamkan Rasa Syukur dalam Setiap Keadaan Lapang Maupun Sempit --
Radarseluma.disway.id - Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan manusia dengan berbagai keistimewaan dan menganugerahkan nikmat yang tak terhitung jumlahnya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri teladan bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan.
Syukur adalah salah satu sifat yang paling mulia dalam Islam dan merupakan kunci kebahagiaan sejati.
Sebagai Makhluk Allah SWT, kita harus menyadari bahwa semua yang kita miliki berasal dari-Nya.
Syukur bukan hanya sekadar ucapan di lisan, tetapi juga harus tercermin dalam hati dan amal perbuatan.
Bulan Suci Ramadan adalah momen istimewa yang Allah SWT berikan kepada umat Islam untuk lebih banyak bersyukur.
Di bulan Suci Ramadhan ini, Allah SWT melipatgandakan pahala, membuka pintu rahmat-Nya, dan memberikan kesempatan bagi hamba-hamba-Nya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Ramadhan juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai nikmat yang sering kali kita abaikan, seperti kesehatan, makanan, waktu, dan kesempatan beribadah.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl ayat 18 yang mana berbunyi:
وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ
Artinya:;
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl: 18)
Ayat ini menegaskan bahwa nikmat yang kita terima begitu banyak hingga kita tidak mampu menghitungnya, oleh karena itu, sudah seharusnya kita menjadi hamba yang selalu senantiasa bersyukur dalam setiap keadaan.
"Makna Syukur dalam Islam"
Dalam Islam, syukur (الشُّكْرُ) berasal dari kata yang berarti "menghargai" atau "mengakui kebaikan yang diberikan". Syukur bukan hanya sekadar mengucapkan "Alhamdulillah" tetapi juga mewujudkannya dalam tindakan nyata, seperti memperbanyak ibadah, berbagi rezeki, dan menjauhi maksiat.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyebutkan bahwa syukur terdiri dari tiga aspek utama:
Pertama:
Syukur dengan Hati
Menyadari bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT dan merasa puas dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT
Kedua:
Syukur dengan Lisan
Mengucapkan pujian kepada Allah SWT dengan membaca Alhamdulillah dan berdzikir kepada Allah SWT pagi dan petang dalam keadaan lapang maupun sempit.
Ketiga:
Syukur dengan Perbuatan:
Menggunakan nikmat yang diberikan untuk kebaikan, seperti menggunakan ilmu untuk mengajarkan orang lain atau harta untuk bersedekah.
Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Artinya:
"Barang siapa di pagi hari merasa aman di tempat tinggalnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya." (HR. Tirmidzi No. 2346)
Hadits ini mengajarkan bahwa rasa syukur harus dimulai dari hal-hal kecil, seperti keamanan, kesehatan, dan makanan sehari-hari.
"Syukur dalam Momentum Ramadan"
Bulan Suci Ramadan adalah bulan latihan bagi kaum Muslimin untuk memperkuat rasa syukur dalam setiap keadaan.
Beberapa cara menanamkan rasa syukur di bulan Suci Ramadan antara lain:
Pertama:
Mensyukuri Nikmat Iman dan Islam
Iman dan Islam adalah anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT kepada kita, tanpa iman, hidup akan terasa hampa dan tanpa arah.
Oleh karena itu, Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk memperbaharui keimanan dengan memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kedua:
Mensyukuri Nikmat Kesehatan dan Kekuatan
Berpuasa mengajarkan kita untuk lebih menghargai kesehatan yang diberikan Allah SWT kepada kita.
Saat menahan lapar dan dahaga, kita menyadari betapa berharganya makanan dan minuman yang sering kita anggap remeh di luar Ramadhan.
Ketiga:
Mensyukuri Nikmat Waktu
Ramadan adalah bulan yang penuh dengan kesempatan untuk meraih pahala, waktu yang kita miliki harus dimanfaatkan dengan baik untuk beribadah, berdoa, dan memperbanyak amal Shaleh.
Keempat:
Mensyukuri Nikmat Rezeki dengan Bersedekah
Ramadhan mengajarkan kita untuk berbagi dengan sesama melalui zakat dan sedekah, rasa syukur atas rezeki yang kita miliki seharusnya diwujudkan dengan membantu mereka yang kurang mampu.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
Artinya:
"Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan." (HR. Tirmidzi No. 663)
Kelima:
Mensyukuri Kesempatan Bertaubat
Ramadhan adalah bulan ampunan. Allah membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya.
Kesempatan ini harus kita manfaatkan dengan memperbanyak istighfar, Shalat malam, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah 152 yang mana berbunyi:
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya:
"Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku)." (QS. Al-Baqarah: 152)
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi Rasulallah SAW bersabda yang mana berbunyi:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ: أَلَمْ نُصِحَّ جِسْمَكَ، وَنُرْوِكَ مِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ؟
Artinya:
"Sesungguhnya hal pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari Kiamat tentang kenikmatan adalah, 'Bukankah Kami telah memberikan kesehatan kepadamu? Bukankah Kami telah memberimu air yang dingin untuk diminum?'" (HR. Tirmidzi No. 3358)
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Bersyukur adalah salah satu akhlak yang harus terus ditanamkan dalam diri seorang Muslim. Dalam setiap keadaan, baik dalam kebahagiaan maupun kesulitan, kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah.
Ramadhan menjadi momen terbaik untuk melatih rasa syukur ini melalui ibadah, sedekah, dan muhasabah diri.
Dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmat kita, memberikan ketenangan dalam hidup, dan menjauhkan kita dari azab-Nya. Semoga kita menjadi hamba-hamba yang selalu bersyukur dan dapat memanfaatkan Ramadan dengan sebaik-baiknya. (djl)
Sumber: