HIMASEL Desak Pemerintah Seluma Lindungi Petani Jangan Jadikan Rakyat Penonton
Himasel--
Selain itu, ancaman lingkungan juga semakin nyata akibat tumpang tindih konsesi tambang emas di Hutan Lindung Bukit Sanggul dengan ±2.378 hektare sawah produktif. Aktivitas tambang berpotensi mencemari Sungai Seluma, memicu longsor, banjir, dan merusak ekosistem flora-fauna endemik.
“Konflik agraria di Seluma adalah persoalan hak hidup masyarakat. Pemerintah wajib hadir, bukan jadi penonton. Negara tidak boleh kalah oleh korporasi.” tegas Rego Bangkito.
BACA JUGA:Toyota Fortuner Datang Sebuah Sport Utility Vehicle SUV dengan Desain yang Tangguh dan Gagah.
BACA JUGA:Mitsubishi Pajero Sport 2024 Akhirnya Diluncurkan Secara Resmi di GIIAS 2024 Lalu
Bukan anti perusahaan namun Rego menjelaskan petani dan lingkungan merupakan pondasi kehidupan. Kalau perusahaan merusak dipastikan masyarakat yang akan menjadi korban.
“Petani dan lingkungan adalah fondasi kehidupan masyarakat Seluma. Jika perusahaan terus diberi kebebasan merusak, itu sama saja mengorbankan masa depan rakyat.” lanjutnya.
Dirinya juga tidak ingin masyarakat Seluma hanya menjadi penonton ditanah kelahiran. Himasel disampaikannya agar terus berdiri didepan masyarakat Kabupaten Seluma.
“Rakyat Seluma tidak boleh dijadikan penonton di tanahnya sendiri. Jika negara terus abai, maka kepercayaan publik akan runtuh. HIMASEL akan terus berdiri di garis depan untuk membela hak masyarakat.” tutupnya. (ndo)
Sumber: