WALHI Bengkulu: Kembalikan Tanah Rakyat yang di Pinjamkan ke Koorporasi

WALHI Bengkulu: Kembalikan Tanah Rakyat yang di Pinjamkan ke Koorporasi

Demo Hari Tani--

 

 

 

BENGKULU - Dalam momentum peringatan Hari Tani Nasional (HTN) ke-65, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Bengkulu yang tergabung dalam Aliansi Petani Rafflesia bersama organisasi masyarakat sipil, kelompok tani, masyarakat adat, dan gerakan mahasiswa kembali menyerukan untuk mewujudkan Reforma Agraria Sejati. Tuntutan ini muncul sebagai respons atas semakin maraknya konflik agraria dan praktik perampasan tanah yang menimpa Petani di berbagai kabupaten di Provinsi Bengkulu.

 

“Reforma agraria yang dijanjikan negara masih jauh dari harapan. Petani terus dirugikan, perempuan petani bahkan menjadi kelompok paling rentan menghadapi intimidasi, pelecehan, hingga kriminalisasi. Negara seolah lebih berpihak pada korporasi ketimbang rakyat,” tegas Julius, koordinator Aksi sekaligus perwakilan WALHI Bengkulu.

 

Dilanjutkannya bahwa konflik agraria terjadi hampir diseluruh daerah di Provinsi Bengkulu. Petani Kaur masih berhadapan dengan perusahaan perkebunan PT.Dinamika Selaras Jaya dan PT. Desaria Plantation Maining, petani Pino Raya Bengkulu Selatan bersengketa dengan PT Agro Bengkulu Selatan (ABS) dan banyak lagi lainnya.

BACA JUGA: SDN 161 Seluma Blank Spot, Siswa Menumpang Internet di Rumah Guru untuk Ikuti ANBK

BACA JUGA:Kisah Perjalanan Kerja Sukarman Jaya, 25 Tahun Honorer, Diangkat PPPK di Usia 56 Tahun

"Di Bengkulu, konflik agraria terjadi hampir di seluruh kabupaten. Petani Kaur masih berhadapan dengan perusahaan perkebunan PT.Dinamika Selaras Jaya dan PT. Desaria Plantation Maining, petani Pino Raya Bengkulu Selatan bersengketa dengan PT Agro Bengkulu Selatan (ABS), petani Seluma dengan PT SIL dan PT Agri Andalas (AA), Petani Kabupaten Bengkulu Utara berhadapan dengan PT. PDU (Purna Dharma Upaya) dan PT. BRS (Bima Raya Sawit), Petani Enggano ruang hidupnya di rampas oleh kebun kelapa sawit, hingga petani Mukomuko dengan PT Daria Dharma Pratama (DPD). Situasi tersebut diperparah dengan lemahnya peran Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) yang dinilai gagal memberikan solusi konkret" lanjut Julius.

 

“Tidak ada negara yang kuat tanpa petani yang berdaulat,” menjadi seruan bersama yang menggema di tengah aksi massa memperingati Hari Tani Nasional di Bengkulu

 

Sumber: