Kepala SMPN 20 Seluma: Semua Kegiatan Hasil Kesepakatan Komite dan Wali Murid, Sekolah Hanya Memfasilitasi

Kepala SMPN 20 Seluma: Semua Kegiatan Hasil Kesepakatan Komite dan Wali Murid, Sekolah Hanya Memfasilitasi

Radarseluma.disway.id - Rapat meminta ditinjau ulang soal sumbangan pembangunan jika wali murid keberatan Kepala Sekolah siap mengembalikan secara pribadi namun wali murid sepakat ikhlas untuk pembangunan --

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id – Terkait pemberitaan salah satu media online yang menyebut adanya dugaan pungutan liar (pungli) di SMP Negeri 20 Seluma, Kepala Sekolah Desti Mahdalena, M.Pd., menyampaikan klarifikasi sekaligus meluruskan sejumlah informasi yang dinilai tidak sesuai fakta di lapangan.

Dalam penjelasannya, Desti Mahdalena menegaskan bahwa seluruh kegiatan yang dipersoalkan, mulai dari uang kenang-kenangan hingga kegiatan perpisahan, murni merupakan hasil kesepakatan Komite Sekolah bersama wali murid. Pihak sekolah sama sekali tidak mengambil keputusan sepihak atau melakukan pungutan tanpa dasar musyawarah.

Rapat Komite Digelar Jauh Sebelum Edaran Gubernur Terbit

“Semua usulan berasal dari Komite dan wali murid, termasuk rencana pengumpulan dana untuk pembangunan lapangan voli dan pengadaan jaring kawat pelindung jendela. Rapat tersebut dilaksanakan pada bulan Oktober 2024, jauh sebelum terbitnya Surat Edaran Gubernur Bengkulu yang melarang adanya pungutan di sekolah,” ujar Desti.

Ia menambahkan, sekolah hanya berfungsi sebagai fasilitator dan pelaksana dari hasil keputusan resmi komite. Tidak ada satu pun kebijakan yang berasal dari inisiatif kepala sekolah atau guru tanpa kesepakatan dengan orang tua siswa.

BACA JUGA:Pemkab Seluma Siapkan Program Jamsostek untuk Pekerja Kasar, 2.020 Orang Sudah Terdaftar

Dana Kenang-Kenangan Dialokasikan untuk Fasilitas Sekolah

Dana yang disebut sebagai ‘uang kenang-kenangan’ bukan untuk keperluan pribadi, melainkan telah direalisasikan dalam bentuk pembangunan lapangan voli dan pemasangan jaring kawat pelindung jendela di beberapa ruang kelas. Pembangunan itu bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, terutama saat siswa bermain di area sekolah.

“Penggunaan dana tersebut disampaikan secara terbuka oleh Komite Sekolah kepada seluruh wali murid, dan tidak ada keberatan dari mereka,” jelas Desti.

Uang Perpisahan Sudah Dikembalikan, Tapi Siswa Tetap Ingin Merayakan

Terkait isu uang perpisahan, Desti menjelaskan bahwa sebelumnya telah dikumpulkan dana sebesar Rp 90 ribu per siswa. Namun setelah adanya edaran dari pemerintah, dana tersebut dikembalikan secara penuh.

“Kami kembalikan semua. Tapi setelah itu, para siswa sendiri yang menyampaikan keinginan agar tetap ada momen perpisahan meskipun dilaksanakan secara sederhana di ruang kelas. Mereka bahkan secara mandiri membeli Kalung Samir dan hanya meminta bantuan pihak sekolah untuk memesankan barangnya,” ujarnya.

Jika Ada Keberatan, Sekolah Siap Bertanggung Jawab

Sebagai bentuk tanggung jawab moral, pihak sekolah telah kembali menggelar pertemuan bersama wali murid guna mengevaluasi pelaksanaan program dan penggunaan dana yang telah disepakati sebelumnya.

“Saya bahkan menyatakan kesiapan untuk mengembalikan dana secara pribadi, jika memang ada wali murid yang merasa keberatan. Tapi dalam rapat itu, semua wali murid justru menyatakan sepakat dan ikhlas karena dana tersebut sudah direalisasikan untuk pembangunan sekolah,” tutur Desti.

BACA JUGA:Jembatan Gantung di Desa Padang Merbau Seluma Ambruk, Tukang Ojek Sawit Jadi korban

Komitmen pada Regulasi dan Transparansi

Desti Mahdalena menyampaikan bahwa pihaknya sangat terbuka terhadap kritik dan masukan, serta terus berkomitmen menjalankan roda pendidikan sesuai regulasi yang berlaku. Ia berharap, publik tidak mudah terpancing oleh isu yang belum terverifikasi secara utuh.

“Kami hanya menjalankan apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Tidak ada paksaan, tidak ada unsur pungli. Sekolah akan terus memperbaiki diri dan menjaga transparansi dalam semua kegiatan,” pungkasnya. (djl)

 

Sumber: