Bulan Syawal: Waktu yang Tepat untuk Memulai Kebiasaan Baik

Radarseluma.disway.id - Bulan Syawal: Waktu yang Tepat untuk Memulai Kebiasaan Baik --
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Ramadhan telah usai, dan umat Islam di seluruh dunia merayakan hari kemenangan dengan datangnya bulan Syawal. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, memperbanyak amal saleh, dan melatih diri dengan kedisiplinan spiritual, kini saatnya mempertahankan dan bahkan meningkatkan kualitas ibadah tersebut. Bulan Syawal bukanlah akhir dari ketaatan, melainkan awal yang baru untuk membentuk dan memperkuat kebiasaan baik yang telah ditanam selama Ramadhan.
Syawal menjadi momentum penting untuk melanjutkan semangat ibadah dan memperbaiki diri secara berkelanjutan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya menyambut Syawal dengan suka cita, tetapi juga mencontohkan kepada umatnya untuk melanjutkan puasa sunah dan memperbanyak amal kebaikan lainnya.
BACA JUGA:Keutamaan Menjaga Puasa Sunnah Setelah Ramadhan
Bulan Syawal: Bulan Peningkatan
Kata “Syawal” secara bahasa berarti “peningkatan” (شَوَّالٌ من الشَّوْلِ أي الرّفْعُ). Hal ini menandakan bahwa bulan ini seyogyanya menjadi momen untuk meningkatkan amal ibadah, bukan menurunkannya. Para ulama mengatakan bahwa salah satu tanda diterimanya amal ibadah seseorang di bulan Ramadhan adalah ketika ia mampu menjaga dan meningkatkan kebaikan yang telah dilakukannya di bulan-bulan setelahnya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Fussilat ayat 6 yang mana berbunyi:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ ۗ وَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِينَ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Esa. Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.’” (QS. Fussilat: 6)
Ayat ini mengisyaratkan pentingnya istiqamah, yaitu terus-menerus dalam kebaikan, bukan hanya sesaat atau musiman. Ramadhan mengajarkan kita istiqamah dalam beribadah, dan Syawal menjadi ladang awal untuk mempertahankan dan memperluas kebiasaan itu.
Memulai dengan Puasa Sunah Syawal
Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan pada bulan ini adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِّنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: "Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim no. 1164)
Dalam Hadits ini, Nabi Muhammad Rasulullah SAW memberikan dorongan untuk tetap menjaga amalan puasa dengan menjalankan puasa sunah Syawal. Ini merupakan bentuk konsistensi dan kesinambungan amal yang dicintai oleh Allah SWT.
BACA JUGA:Keutamaan Memaafkan dan Melapangkan Hati: Jalan Menuju Kedamaian dan Ampunan Allah
Kebiasaan Baik yang Bisa Dilanjutkan di Bulan Syawal
1. Shalat Berjamaah dan Tahajud
Ramadhan melatih kita untuk lebih taat dalam shalat, baik wajib maupun sunah. Jangan biarkan semangat shalat berjamaah, terutama di masjid, meredup saat Syawal datang. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Thoha ayat 14 yang berbunyi:
وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِى
Artinya “Dan dirikanlah Shalat untuk mengingat-Ku.” (QS. Thaha: 14)
2. Membiasakan Membaca Al-Qur’an
Banyak orang yang semangat membaca Al-Qur’an saat Ramadhan, bahkan hingga mengkhatamkannya berkali-kali. Kebiasaan ini jangan ditinggalkan. Jadikan membaca Al-Qur’an sebagai kebutuhan harian.
Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari yang mana berbunyi:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
3. Bersedekah dan Berbagi Kepada Sesama
Ramadhan membuat banyak orang tergerak untuk bersedekah. Maka lanjutkan lah kebiasaan itu di bulan Syawal dan seterusnya. Allah menjanjikan balasan besar bagi orang yang gemar berbagi. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 261 yang mana berbunyi:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai ada seratus biji.” (QS. Al-Baqarah: 261)
4. Dzikir dan Doa Harian
Dzikir adalah penguat jiwa dan penentram hati. Rasulullah SAW mencontohkan berbagai macam dzikir harian yang bisa dilanjutkan meskipun Ramadhan telah berlalu.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra'd ayat 28 yang mana berbunyi:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Radarseluma.disway.id - Bulan Syawal: Waktu yang Tepat untuk Memulai Kebiasaan Baik
Menjaga Konsistensi Ibadah
Meskipun Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri, Allah SWT tetap membuka pintu pahala sepanjang tahun. Oleh sebab itu, umat Islam tidak boleh merasa cukup hanya dengan beribadah selama satu bulan saja. Justru, bulan Syawal adalah ujiannya: apakah kita bisa tetap istiqamah atau kembali kepada kebiasaan lama?
Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi:
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Artinya: "Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling kontinu, meskipun sedikit." (HR. Bukhari no. 6464, Muslim no. 783)
Hadits ini menekankan bahwa kualitas amal terletak pada konsistensinya. Maka, mulailah membangun rutinitas harian yang baik, meski kecil, asal terus berlanjut.
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Bulan Syawal adalah titik awal, bukan titik akhir. Setelah ditempa selama Ramadhan, kita diberi kesempatan untuk mengukuhkan dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik yang telah terbentuk. Jadikan Syawal sebagai momen membangun rutinitas ibadah, memperbaiki akhlak, memperbanyak amal saleh, dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT.
Marilah kita memanfaatkan Syawal sebagai bulan perubahan. Jangan sia-siakan bekal kebaikan dari Ramadhan. Teruslah berjalan dalam kebaikan meski perlahan. Sebab, istiqamah dalam amal adalah kunci keberhasilan dunia dan akhirat.(djl)
Sumber: