Keutamaan I'tikaf: Menyendiri Bersama Allah

Keutamaan I'tikaf: Menyendiri Bersama Allah

Radarseluma.disway.id - Keutamaan I'tikaf: Menyendiri Bersama Allah--

Radarseluma.disway.id - I'tikaf merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama di bulan Ramadhan. I'tikaf secara bahasa berasal dari kata "ʿakafa" (عَكَفَ) yang berarti berdiam diri atau menetap pada sesuatu. Dalam istilah syariat, i'tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah kepada Allah.

Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, karena dilakukan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, terutama di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. I'tikaf memberikan kesempatan bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah, menyucikan hati dari segala kesibukan dunia, serta memperbanyak ibadah, seperti shalat, dzikir, doa, dan membaca Al-Qur'an.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang keutamaan i'tikaf, dalil-dalilnya dari Al-Qur'an dan hadits, serta hikmah yang dapat diperoleh dari ibadah ini.

Dalil I'tikaf dalam Al-Qur'an dan Hadits

1. Dalil dari Al-Qur'an

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

Artinya: "Dan janganlah kamu campuri mereka (istri-istri kamu) sedang kamu beri'tikaf dalam masjid."(QS. Al-Baqarah: 187)

Ayat ini menunjukkan bahwa i'tikaf dilakukan di masjid dan merupakan ibadah yang disyariatkan. Dalam ayat ini, Allah juga melarang hubungan suami-istri selama i'tikaf, yang menegaskan bahwa i'tikaf adalah momen khusus untuk fokus pada ibadah kepada Allah.

BACA JUGA:Menjaga Hati agar Tetap Khusyuk di Akhir Ramadhan

2. Dalil dari Hadits

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

Artinya: "Bahwasanya Nabi ﷺ senantiasa beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkannya. Kemudian istri-istrinya beri'tikaf setelahnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa i'tikaf adalah sunnah Rasulullah SAW yang terus beliau lakukan hingga akhir hayatnya. Bahkan, setelah beliau wafat, istri-istri beliau tetap menjalankan ibadah ini sebagai bentuk keteladanan.

Dalam hadits lain, dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: "Rasulullah SAW senantiasa beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa i'tikaf adalah ibadah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW terutama pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, karena pada malam-malam tersebut terdapat Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

BACA JUGA:Malam Lailatul Qadar: Waktunya Mendekatkan Diri kepada Allah

Keutamaan I'tikaf

1. Mendekatkan Diri kepada Allah

I'tikaf adalah bentuk ibadah yang membuat seseorang lebih dekat dengan Allah. Dalam suasana yang jauh dari hiruk-pikuk dunia, seseorang dapat lebih fokus dalam beribadah, berdzikir, dan merenungkan kebesaran Allah.

2. Menghidupkan Sunnah Rasulullah y

Rasulullah SAW selalu melakukan i'tikaf setiap tahun, terutama di bulan Ramadhan. Dengan melaksanakan i'tikaf, seorang muslim telah mengikuti jejak Nabi ﷺ dan mendapatkan pahala besar karena menghidupkan sunnah beliau.

3. Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Salah satu hikmah terbesar dari i'tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah mencari malam Lailatul Qadar. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: "Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3)
Dengan beri'tikaf, peluang untuk mendapatkan malam istimewa ini menjadi lebih besar.

4. Melatih Kesabaran dan Meningkatkan Kualitas Ibadah

I'tikaf mengajarkan kesabaran dalam menjauhi aktivitas duniawi dan fokus pada ibadah. Dengan berdiam di masjid, seseorang akan lebih banyak beribadah, memperbanyak shalat, membaca Al-Qur'an, dan berdzikir.

5. Menyucikan Hati dan Menguatkan Ketakwaan

Dalam i'tikaf, seseorang memiliki banyak waktu untuk bermuhasabah (introspeksi diri), merenungi kesalahan, serta memperbaiki diri. Ini adalah momen untuk memperbarui hubungan dengan Allah dan meningkatkan ketakwaan.

BACA JUGA:MENGGAPAI TAQWA DI AKHIR RAMADHAN

6. Mengurangi Gangguan dan Kesibukan Dunia

Kesibukan dunia sering kali membuat seseorang lupa akan akhirat. Dengan i'tikaf, seorang muslim dapat mengurangi keterikatannya dengan urusan duniawi dan lebih banyak mengingat Allah serta mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati.
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Itikaf adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama di bulan Ramadhan. Dengan melakukan i'tikaf, seorang muslim dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, menghidupkan sunnah Rasulullah ﷺ, serta mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar.

Dalil dari Al-Qur'an dan hadits menunjukkan bahwa i'tikaf adalah amalan yang sangat utama, karena memberikan kesempatan untuk fokus pada ibadah, meningkatkan kualitas spiritual, dan memperbaiki diri.

Bagi siapa pun yang ingin meraih keutamaan ini, hendaknya melaksanakan i'tikaf dengan ikhlas, sesuai dengan tuntunan syariat, dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah. Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk menjalankan i'tikaf dan meraih keberkahannya. آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat buat kita semua.(djl)

Sumber: