Ikhlas Dalam Beribadah Adalah Kunci Diterimanya Amal Shalih Kita
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Kamis 13-03-2025,14:30 WIB
Radarseluma.disway.id - Ikhlas Dalam Beribadah Adalah Kunci Diterimanya Amal Shalih Kita--
Radarseluma.disway.id - Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga hari Kiamat.
Salah satu prinsip utama dalam Islam adalah keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT. Ikhlas menjadi syarat utama diterimanya amal ibadah seseorang, tanpa keikhlasan, amal ibadah yang dilakukan bisa menjadi sia-sia di sisi Allah SWT.
Oleh karena itu, memahami makna ikhlas dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi hal yang sangat penting bagi setiap Muslim.
Dalam pembahasan ini, kita akan menguraikan secara luas tentang makna ikhlas, dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadits, serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan seorang Muslim agar amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT.
'Makna Ikhlas dalam Beribadah"
Definisi Ikhlas secara bahasa, ikhlas berasal dari kata خَلَصَ (khalasha) yang berarti "murni" atau "bersih dari campuran".
Dalam konteks ibadah, ikhlas berarti melakukan suatu amal hanya karena Allah SWT tanpa mengharapkan pujian, penghargaan, atau keuntungan Duniawi.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa ikhlas adalah memurnikan niat dalam beribadah hanya untuk Allah SWT tanpa bercampur dengan tujuan lain.
Dalil Al-Qur’an tentang Keikhlasan
Allah SWT menegaskan pentingnya ikhlas dalam berbagai ayat Al-Qur’an, di antaranya:
Surah Al-Bayyinah ayat 5 Allah SWT berfirman yang mana berbunyi:
وَمَاۤ أُمِرُوۤا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَوٰةَ وَذٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya:
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya dalam (menjalankan) Agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat serta menunaikan Zakat; dan yang demikian itulah Agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ayat ini menegaskan bahwa ibadah yang diterima oleh Allah SWT harus dilakukan dengan ikhlas dan dalam Agama yang lurus.
Dalam Al-Qur'an Surah Az-Zumar ayat 2-3 Allah juga menjelaskan tentang Ikhlas yang mana berbunyi:
إِنَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّينَ أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ
Artinya:
"Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Ingatlah! Hanya kepunyaan Allah agama yang bersih (dari syirik)." (QS. Az-Zumar: 2-3)
Ayat ini menunjukkan bahwa Agama yang diterima oleh Allah SWT adalah yang dilaksanakan dengan keikhlasan, bukan karena riya' atau tujuan Duniawi lainnya.
Selain terdapat dalam Dalil Al-Qur’an, juga terdapat dalam Hadits Rasulullah SAW juga banyak menekankan pentingnya ikhlas dalam ibadah.
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim menekan tentang pentingnya Niat dalam setiap perbuatan sebagaimana berbunyi:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya:
"Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini menjadi dalil utama tentang pentingnya adalah niat yang ikhlas dalam beribadah.
Amal yang dilakukan tanpa niat yang benar tidak akan mendapatkan pahala dari Allah.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Ahmad Hadits tentang bahaya nya bahaya Riya yang mana Rasulallah SAW bersabda yang mana berbunyi:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكَ الْأَصْغَرُ، قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ
Artinya:
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah Syirik kecil, para sahabat bertanya, 'Apa itu Syirik kecil, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Riya’'." (HR. Ahmad)
Hadits ini mengingatkan bahwa perbuatan Riya’, yaitu beribadah dengan niat ingin dilihat Manusia, merupakan bentuk Syirik kecil yang dapat merusak amal seseorang.
"Penerapan Ikhlas dalam Kehidupan Seorang Muslim"
Pertama:
Ikhlas dalam Shalat
Shalat adalah ibadah utama dalam Islam yang harus dilakukan dengan ikhlas. Sebagaimana Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari Rasulallah SAW bersabda yang berbunyi:
إِذَا قُمْتَ إِلَى صَلَاتِكَ فَأَقِمْ وُضُوءَكَ، ثُمَّ اسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ، ثُمَّ كَبِّرْ وَصَلِّ بِاللَّهِ مَا شِئْتَ
Artinya:
"Jika kamu berdiri untuk Shalat, maka sempurnakan Wudhu mu, lalu menghadap Kiblat, kemudian bertakbir lah, dan Shalat lah karena Allah dengan penuh keikhlasan." (HR. Bukhari)
Kedua:
Ikhlas dalam sedekah
Sedekah yang dilakukan dengan ikhlas akan mendatangkan pahala besar. Sebaliknya, jika dilakukan karena Riya’, maka tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ … وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
Artinya:
"Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari Kiamat yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya… (di antaranya) seorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanannya." (HR. Bukhari & Muslim)
Ketiga:
Ikhlas dalam mencari Ilmu
Menuntut ilmu juga harus dilakukan dengan niat karena Allah SWT, bukan untuk mendapatkan pujian atau keuntungan Duniawi.
Dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi:
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ، أَوْ يُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ، أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ
Artinya:
"Barang siapa mencari ilmu untuk membanggakan diri di hadapan ulama, atau untuk berdebat dengan orang bodoh, atau untuk menarik perhatian manusia, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka." (HR. Tirmidzi)
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Ikhlas adalah kunci diterimanya amal ibadah. Tanpa keikhlasan, ibadah yang kita lakukan bisa menjadi sia-sia. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga niat kita agar tetap murni karena Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu ikhlas dalam setiap amal yang kita lakukan. Aamiin.(djl)
Sumber: