Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Enam

Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Enam

Kajian Islam. Kisah Sunan Muria Raden Umar Said --

Kisah Sunan Muria atau (Raden Umar Said)

Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id -Penyebaran Agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari Wali Songo yaitu 9 Wali dari Kepulauan Jawa mereka dikenal seseorang yang gigih menyebarkan ajaran Agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa. 

Para Wali Songo tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, masyarakat Muslim di Nusantara tentu tak asing lagi dengan Wali Songo atau 9 Wali dari Pulau Jawa.

Perjalanan dakwah Wali Songo telah dicatat dalam sejarah penyebaran Agama Islam di Indonesia. Wali Songo telah meninggalkan banyak jejak dalam berdakwah penyebaran Agama Islam di pulau Jawa. Wali Songo membawa perubahan besar terhadap masyarakat Jawa yang dulunya banyak memeluk Agama Hindu-Budha.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Satu

Adapun ke 9 Wali Songo tersebut adalah Sunan Maulana Maghribi, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Untuk lebih mengenal ke 9 Wali Songo tersebut mari kita kupas satu-satu 

Pada Part lima kita sudah membahas kisah Sunan Drajat (Raden Qosim) dan di part enam ini kita mengangkat kisah Wali Songo Sunan Muria (Raden Umar Said)

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Dua

 

Sunan Muria atau (Raden Umar Said) merupakan seorang Wali Songo yang sangat berjasa bagi penyebaran Agama Islam di Nusantara, terutama di daerah pedesaan. Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah salah satu anggota Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di Jawa pada abad ke-15 hingga ke-16 Ia gemar bergaul dengan masyarakat kalangan bawah. Hal itu membuat masyarakat mudah menerima ajaran yang disampaikannya.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Tiga

Membaurnya Sunan Muria dengan masyarakat dikenal dengan istilah “topo ngeli”. Artinya, menghanyutkan diri dalam masyarakat. Sunan Muria berdakwah dengan metode tersebut hingga ke Gunung Muria.


Selain itu, ia juga berdakwah lewat kesenian seperti gamelan, wayang, dan tembang jawa. Ajaran Sunan Muria meliputi penghayatan kebenaran dan ketaatan pada Allah SWT, wirid, kesederhanaan, kedermawanan, dan ajaran dakwah secara bijak dalam menghadapi budaya masyarakat yang dianut.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Empat

Karena dakwahnya, ada beberapa hasil kesenian peninggalan Sunan Muria yang masih bisa dipelajari hingga saat ini. Di antaranya tembang Kinanthi dan Sinom. Tembang Kinanthi terkenal karena menceritakan tentang bimbingan dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

Dalam hal penyebaran dakwah para Sunan memiliki strategi masing-masing adapun strategi dakwah yang dilakukan oleh Sunan Muria dalam menyebarkan agama Islam ada beberapa strategi yang digunakan yaitu: 

Pertama, dalam buku oleh Sri Mulyati tadi dijelaskan bahwa dalam menyebarkan agama, Raden Umar Said biasanya mendekati kaum dagang, nelayan, dan pelaut.

Kedua, disebutkan juga ketika berdakwah, ia mempertahankan gamelan sebagai kesenian Jawa yang sangat digemari rakyatnya. Ia menggunakan kesenian ini sebagai sarana untuk memasukkan nilai-nilai keislaman kepada rakyat, sehingga secara tidak langsung, rakyat kemudian dibawa untuk mengingat Tuhan lebih dekat. 

Ia juga banyak menggunakan cara yang halus dan tidak menghilangkan tradisi lama dalam budaya yang sudah melekat dengan kehidupan, sehingga masyarakat juga tidak terkejut dengan ajaran yang dibawanya itu.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part lima

Salah satu contohnya adalah ketika Raden Umar Said mengubah syair dari tembang-tembang Jawa dengan menyisipkan berbagai nilai keislaman. Sehingga masyarakat juga bisa mengenal Islam dengan sesuatu yang tidak terkesan memaksa.

Ketiga, karena ia adalah putra Sunan Kalijaga, maka dalam berdakwah ia juga menggunakan cara yang halus, sesuai dengan istilah 'ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya.' bahwa caranya mengikuti dakwah Sunan Kalijaga membuatnya lebih mengenal tradisi yang ada di Pulau Jawa.

Oleh karenanya, ia sangat dekat dengan masyarakat, hingga ajarannya menyebar luas sampai pemukiman terkecil. Adapun selain dikenal sebagai tokoh yang menyebarkan Islam, Sunan Muria juga dikenal karena mengajarkan tentang bagaimana cara untuk merawat alam.

Sunan Muria meninggal dunia pada tahun 1560 M dan beliau dimakamkan di Desa Celo, Kecamatan Dawe, Kudus. Saat ini, tempat pemakamannya itu terletak di puncak Gunung Muria. Untuk bisa ke pemakaman tersebut, pengunjung harus mendaki ratusan anak tangga untuk bisa sampai ke kompleks makam. (djl) Bersambung Part tujuh

 

 

Sumber: