BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Transaksi Fiktif
Indofarma sedang bermasalah, terjerat pinjol--
Sebelumnya, staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, BPK telah melakukan audit investigasi terhadap Indofarma.
Berdasarkan hasilnya, tercatat Indofarma melakukan berbagai aktivitas yang berindikasi fraud atau kerugian.
"Di audit semua ternyata banyak pembayaran dari trading-nya Indofarma nggak masuk uangnya ke Indofarma. Dicek ke anak perusahaannya itu, setelah dicek tagihan-tagihannya semua mungkin ada yang belum ditagih, ternyata memang sudah ditagih semua tapi nggak masuk ke Indofarma. Sudah diaudit habis itu kita minta audit investigasi kepada BPK, ternyata...," kata Arya di lokasi yang sama.
"Orang tanya bagaimana dengan pengawasan Kementerian BUMN, itu kan cucu, BUMN-nya kan Biofarma, itu sudah anaknya, cucunya, ya kita kan nggak sampai ke sana," tambahnya.
BACA JUGA:KPU Seluma Melalui PPS Rekrut 581 Pantarlih
Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2023 yang dilaporkan BPK ke DPR, Kamis (6/6), tercatat Indofarma dan anak usahanya, PT IGM melakukan berbagai aktivitas yang terindikasi merugikan.
Aktivitas tersebut adalah melakukan transaksi jual-beli fiktif, menempatkan dana deposito atas nama pribadi pada Koperasi Simpan Pinjam Nusantara, melakukan kerja sama pengadaan alat kesehatan tanpa studi kelayakan dan penjualan tanpa analisa kemampuan keuangan customer, hingga melakukan pinjaman online.
Akibatnya muncul indikasi kerugian sebesar Rp 294,77 miliar dan potensi kerugian sebesar Rp 164,83 miliar, yang terdiri dari piutang macet sebesar Rp 122,93 miliar, persediaan yang tidak dapat terjual sebesar Rp 23,64 miliar, dan beban pajak dari penjualan fiktif FMCG sebesar Rp 18,26 miliar.
Sumber: