Penjualan Alat Berat Sampai Maret 2024 Turun, Terkoreksi 42,6%
Bank Mandiri Economic--
Sebagai perbandingan, tingkat penjualan pada Maret 2019 (pra-pandemi) adalah sebesar 1.115 unit.
BACA JUGA:Bupati Seluma Targetkan Sapa Seluruh Warga
BACA JUGA:Sudah Ribuan Honorer di Seluma Diangkat PPPK
Kinerja penjualan alat berat UT pada bulan Maret 2024 ditopang oleh sektor pertambangan. Dari empat kategori penjualan menurut sektor, sektor pertambangan memiliki kontribusi terbesar pada total penjualan Maret 2024.
Sektor pertambangan memiliki kontribusi sebesar 72% pada penjualan Maret 2024, terbesar dalam 5 tahun terakhir (vs 71% pada Februari 2024 dan 66% pada Maret 2023). Sementara itu, sektor konstruksi, pertanian, dan kehutanan,
masing-masing, berkontribusi sebesar 15%, 11%, dan 2%. Berdasarkan pertumbuhan, seluruh sektor penjualan alat berat UT mengalami kontraksi pada Maret 2024.
Kontraksi paling dalam dialami oleh sektor kehutanan, sebesar -91,2% yoy. Sementara itu, sektor pertambangan, konstruksi, dan pertanian masingmasing terkoreksi sebesar -41,3%, -46,2%, dan -1,4% yoy pada bulan yang sama.
Kami melihat kinerja penjualan alat berat UT akan berada di sekitar 4.400- 4.700 unit hingga akhir tahun 2024. Estimasi tersebut berada di atas target penjualan UT yang sebesar 4.000 unit pada tahun 2024. Sebagai informasi, total penjualan alat berat UT hingga kuartal 1 tahun 2024 mencapai 1.126 unit.
Office of Chief Economist Group Bank Mandiri memperkirakan penjualan alat berat akan terkoreksi pada tahun 2024. Koreksi tersebut salah satunya disebabkan oleh high-base effect karena peningkatan pembelian alat berat secara signifikan yang terjadi pada tahun 2022 dan 2023. Kontraksi kinerja penjualan alat berat tahun 2024 juga disebakan oleh penurunan harga komoditas pertambangan, walaupun harga tersebut masih akan berada di tingkat yang lebih tinggi dari tingkat pra-pandemi. Sebagai informasi, kami memperkirakan harga rata-rata komoditas tambang seperti batu bara dan nikel masing-masing
akan sebesar USD117,3 per ton dan USD16.842 per ton pada 2024 (vs. USD174,7 per ton dan USD21.543,9 per ton pada tahun 2023).
Sumber: