Ahli Mikrobiologi Belanda, Menangkan Lee Kuan Yew Water Prize 2024

Ahli Mikrobiologi Belanda, Menangkan  Lee Kuan Yew Water Prize 2024

(Dari Kiri) Bapak Ong Tze-Ch'in, Kepala Eksekutif, PUB, Badan Air Nasional Singapura mengucapkan selamat kepada Pemenang Hadiah Air Lee Kuan Yew 2024, Profesor Gertjan Medema, Ahli Mikrobiologi Utama di Institut Penelitian Air KWR.--

4   Pekerjaan Profesor Medema menjadi landasan dalam menjadikan WBE sebagai alat pengawasan kesehatan masyarakat selama pandemi. Dampak dari karyanya terbukti dari publikasi pertamanya di bidang ini yang menarik perhatian besar dengan lebih dari 1.400 kutipan dan lebih dari 34.000 penayangan antara tahun 2020 dan 2023. Pengawasan air limbah telah diadopsi di seluruh dunia sebagai alat yang ampuh untuk deteksi dini penyakit seperti SARS-CoV-2, bahkan sebelum kasusnya dilaporkan melalui uji klinis. Hal ini pada gilirannya memberikan wawasan berharga mengenai prevalensi virus di masyarakat, dan metode yang terbukti hemat biaya dan non-invasif untuk melacak penyebaran penyakit.

 

Pengawasan air limbah di Singapura

 

5   Pada awal pandemi COVID-19 di Singapura pada tahun 2020, NEA’s Environmental Health Institute (EHI), bekerja sama dengan PUB, badan air nasional Singapura, Home Team Science and Technology Agency (HTX), dan mitra lain dari universitas lokal [ 1] dan lembaga penelitian [2] mengeksplorasi pemantauan air limbah sebagai alat epidemiologi dan sistem peringatan dini terhadap wabah. Melalui kemitraan dengan lembaga terkait [3] , solusi inovatif dalam pengawasan air limbah dengan cepat dikembangkan untuk menanggapi kebutuhan nasional. Singapura memperkuat upaya pengawasan nasional terhadap penularan COVID-19 dengan memperluas cakupan ke ratusan lokasi, termasuk pabrik reklamasi air, asrama pekerja, kawasan pemukiman, pusat kota, asrama mahasiswa, dan rumah kesejahteraan. Saat ini, jaringan pengambilan sampel air limbah mencakup lebih dari 500 lokasi di seluruh Singapura. Selain pemantauan situasional COVID-19, pengawasan air limbah juga diterapkan untuk memantau penularan Zika di Singapura. NEA dan jaringan mitranya akan terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk membangun sistem pengujian air limbah, guna mendukung kesehatan masyarakat di Singapura.

 

Dampak signifikan terhadap komunitas ilmiah global

 

6   Air limbah telah diuji untuk SARS-CoV-2 di setidaknya 72 negara di lebih dari 4000 lokasi yang dilaporkan [4] , dan Profesor Medema sendiri terhubung langsung dengan sekitar 30% dari program ini. Di tengah keterlibatan aktifnya dalam kolaborasi internasional, dan berbagi keahlian serta temuan dengan komunitas ilmiah global, beliau telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pedoman internasional dan praktik terbaik untuk pengawasan air limbah.

 

BACA JUGA:Pihak Kuari Ingin Bongkar Portal Jalan, Hampir Baku Hantam dengan Warga

BACA JUGA:Sholat Merupakan Tiang Agama, Neraka Saqar Bagi Yang Meninggalkan. Berikut Penjelasannya

7   Didedikasikan untuk memajukan ilmu pengetahuan tentang patogen yang ditularkan melalui air, Profesor Medema memberi nasihat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang pedoman air minum mikrobiologis dan Penilaian Risiko Mikroba Kuantitatif (QMRA); SARS, Air, Sanitasi & Kebersihan (WASH); dan pengawasan air limbah. Ia juga memberikan nasihat kepada Komisi Eropa mengenai Petunjuk Air Minum UE dan pedoman penggunaan kembali air, sehingga memastikan bahwa pengetahuan yang diperoleh dari penelitiannya disebarluaskan dan diterapkan secara efektif.

Kepemimpinannya dalam bidang ini telah membantu membangun jaringan peneliti dan praktisi yang berdedikasi untuk menggunakan WBE sebagai alat surveilans kesehatan masyarakat. Ketika dunia bersiap menghadapi penyakit-penyakit baru lainnya, pengawasan air limbah telah ditetapkan sebagai alat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat melalui Profesor Medema.

 

Sumber: