Khutbah Jum'at " Menjaga Kualitas Puasa di bulan suci Ramadhan"

Khutbah Jum'at

Kajian Islam. Ilustrasi Khatib menyampaikan Khutbah Jum'at --

Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id - Jum'at Kali ini Radar Seluma. Disway.id akan menampilkan khutbah Jum'at untuk menambah wawasan bagi kita semua untuk menambah wawasan dan ilmu untuk kita dapat ambil petik pelajaran bagi kita semua umat Muslim.
Sholat Jum'at merupakan kewajiban bagi seorang Muslim laki-laki untuk melaksanakannya secara berjamaah di Masjid namun seperti biasa sejak zaman Rasulullah SAW sebelum melaksanakan Sholat Jum'at akan ada Khatib membacakan Khutbah kali ini Radar Seluma. Disway.id akan merekomendasikan sebuah Khutbah yang berjudul
 
" Menjaga Kualitas Puasa di bulan suci Ramadhan" 
 
Mudah-mudahan bermanfaat namun bila ada kesalahan baik penulisan dan kata-kata penulis mohon maaf dan kepada Allah SWT memohon ampun.
 
 
 
"Menjaga Kualitas Puasa di Bulan Suci Ramadhan"
 
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ أَوْلِيَائِهِ بِأَنْوَارِ الْوِفَاقِ، وَرَفَعَ قَدْرَ أَصْفِيَائِهِ فِيْ الْأَفَاقِ، وَطَيَّبَ أَسْرَارَ الْقَاصِدِيْنَ بِطِيْبِ ثَنَائِهِ فِيْ الدِّيْنِ وَفَاقَ، وَسَقَى أَرْبَابَ مُعَامَلَاتِهِ مِنْ لَذِيْذِ مُنَاجَتِهِ شَرَابًا عَذْبَ الْمَذَاقِ، فَأَقْبَلُوْا لِطَلَبِ مَرَاضِيْهِ عَلَى أَقْدَامِ السَّبَاقِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ السَّبَاقِ، صَلَاةً وَسَلَامًا اِلَى يَوْمِ التَّلَاقِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً صَفَا مَوْرِدُهَا وَرَاقَ، نَرْجُوْ بِهَا النَّجَاَةَ مِنْ نَارٍ شَدِيْدَةِ الْاَحْرَاقِ، وَأَنْ يَهُوْنَ بِهَا عَلَيْنَا كُرْبُ السِّيَاقِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفَ الْخَلْقِ عَلَى الْاِطْلَاقِ، اَلَّذِيْ أُسْرِيَ بِهِ عَلَى الْبَرَاقِ، حَتَّى جَاوَزَ السَّبْعَ الطِّبَاقِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
 
Sidang jama'ah Shalat Jumat rahimakumullah.
 
Alhamdulillah pada hari ini kita berada di bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan ampunan Allah, yaitu bulan suci Ramadhan. 
Yanga mana pada bulan suci Ramadhan ini kita diwajibkan oleh Allah SWT untuk menjalankan ibadah puasa, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal yang dapat membatalkannya mulai terbitnya fajar hingga tenggelamnya Matahari dengan niat yang telah ditentukan. 
 
Adapun tujuan utama dari berpuasa Ramadhan adalah menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah: 183:
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ ‌لَعَلَّكُمْ ‌تَتَّقُونَ
Artinya: 
 
 "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa."
 
Manusia yang bertaqwa merupakan harapan utama yang diperoleh seseorang setelah menjalankan serangkaian ibadah puasa Ramadhan, maka Nabi Muhammad Rasulullah SAW memerintahkan bagi orang yang berpuasa untuk menghindari ucapan kotor dan tindakan yang bodoh. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Kitab Al- Muwatha’. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi:
 
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا: فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَجْهَلْ، فَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ، أَوْ شَاتَمَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ
 
Artinya: 
 
“Puasa itu adalah perisai, jika salah satu dari kalian sedang berpuasa, maka jangan sampai berkata kotor dan jangan pula bertingkah laku jahil (sombong, suka mengejek, atau bertengkar). Jika ada orang lain yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka hendaklah dia mengatakan: aku sedang puasa, aku sedang puasa” (HR. Imam Malik). 
 
Hadist di atas menjelaskan bahwa seseorang yang berpuasa diperintahkan Nabi Muhammad Rasulullah SAW untuk tidak mengucapkan kalimat yang kotor dan bertindak bodoh, bahkan jika ada seseorang yang mengajak berkelahi atau memusuhi, ia cukup mengucapkan saya sedang berpuasa. 
Hal ini bertujuan untuk menjaga kesempurnaan pahala puasa, terutama menjaga ketaqwaannya kepada Allah SWT. 
 
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
 
Bagaimana cara agar puasa kita memiliki kualitas yang baik? 
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin Juz 1 halaman 234 menjelaskan tentang kualitas puasanya orang-orang Shaleh, orang-orang yang berada pada tingkatan khusus, yaitu puasa dengan menjaga telinga, mata, lisan, tangan, kaki, dan segenap anggota badan dari dosa. 
Puasa ini dapat dicapai dengan beberapa hal:
 
Pertama:
Menjaga mata dari memandang hal yang tercela, serta tidak memandang hal yang melalaikan hati dari dzikir kepada Allah.
 
Bulan puasa menjadi momentum yang baik untuk menyibukkan pandangan kita dengan membaca Al-Qur’an, mengaji kitab kuning, dan mempelajari ilmu pengetahuan. 
Agar puasa kita berkah dan berkualitas sebagaimana puasanya orang-orang yang saleh seperti puasanya para sahabat-sahabat Nabi Muhammad Rasulullah SAW seperti para Kahlifah Rasidin, para Syekh dan para wali dan ulama yang telah memberikan contoh.
 
Kedua, 
Menjaga lisan dari ujaran kebohongan, menggunjing, memaki, menghina dan segala bentuk permusuhan. 
 
Bulan puasa merupakan momentum untuk membiasakan diri dengan berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an, dan lebih baik diam daripada mengucapkan yang tidak baik, hal ini merupakan bentuk dari puasa lisan. Imam Sufyan mengingatkan bahwa menggunjing dapat merusak terhadap pahala puasa.
Lisan diibaratkan sebagai pisau yang apabila dipergunakan secara asal akan melukai orang lain. Allah SWT bahkan memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa menjaga lisannya dan menggantinya dengan berzikir sebagaimana firman-Nya dalam surah An Nisa ayat 114,
 
۞ لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
Artinya:
 
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." ( QS An-nisa 114)
 
Ketiga:
Menjaga telinga dari mendengarkan hal yang diharamkan Allah. 
 
Sesuatu yang haram diucapkan, maka haram juga untuk didengarkan, mumpung ini puasa, mari kita gunakan telinga kita untuk mendengarkan hal yang bermanfaat, seperti mendengarkan lantunan Al-Qur’an, pengajian, maupun nasehat keagamaan. 
Agar puasa kita berkah dan mendapatkan pahala yang sempurna dari Allah SWT.
Dalam buku Kitab Keutamaan karya Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarif An-Nawawi, disebutkan dalam suatu hadits bahwasannya umat muslim yang membaca Al-Qur'an akan diharamkan dari sifat dengki oleh Allah SWT:
 
وعن ابن عمر رضي الله عنهما عن النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال لا حَسَدَ إلا في اثنتين رجُلٌ آتَاهُ اللَّه القُرآنَ فَهوَ يقومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّه مالا فهو يُنْفِقهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النهار متفق عليه. والآناء الساعات
Artinya: 
 
Dari Ibnu Umar r.a berkata bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak dihalalkan dengki itu, melainkan terhadap dua macam orang, yaitu orang yang diberi kepandaian oleh Allah SWT dalam hal Al-Qur'an, lalu ia berdiri dengan Al-Qur'an itu (membaca sambil memikirkan dan mengamalkannya) di waktu malam dan waktu siang, juga seorang yang dikaruniai oleh Allah akan harta lalu ia menafkahkannya di waktu malam dan siang untuk kebaikan." (Muttafaq 'alaih).
 
Keempat:
Menjaga segenap anggota badan, mulai dari tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya dari melakukan hal-hal yang dilarang syariat agama, 
 
Mari kita gunakan anggota badan kita untuk pergi ke Masjid, Musholla, Madrasah, agar anggota tubuh kita terhindar perbuatan yang tercela.
Mewujudkan Masjid yang makmur adalah tugas dan tanggung jawab seluruh umat Muslim.
Hal ini sejalan dengan perintah Allah yang tercantum dalam Al-Quran surat at-Taubah ayat 18 yang berbunyi:
 
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya: 
 
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah:18)
 
Kelima: 
Tidak makan berlebihan ketika berbuka puasa, 
 
Allah SWT membenci terhadap perut yang berisi makanan halal secara berlebihan. 
Makan berlebihan kontradiktif dengan tujuan puasa, yaitu melemahkan godaan syaitan dan hawa nafsu, tujuan ini tidak dapat terwujud tanpa mengurangi porsi makan. 
Dalam Islam, berlebih-lebihan dalam segala sesuatu adalah tercela dan dilarang. 
Apalagi dalam masalah makanan dan minuman. Allah berfirman yang berbunyi:
 
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
 
Artinya:
 
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf 31)
 
Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Hakim dari Abu Juhaifah Radhiyallahu ’anhu, dia berkata Rasulullah SAW bersabda yang bunyinya:
 
إِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ شِبَعًا فِي الدُّنْيَا أَكْثَرُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya:
 
“Sesungguhnya orang yang paling banyak kenyang di dunia, mereka adalah orang yang paling lapar di hari kiamat”.
 
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
 
Mengapa penting untuk menjaga kualitas berpuasa? 
Karena manusia yang cerdas adalah manusia yang dapat menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. 
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Hakim dalam kitabnya Mustadrok ‘ala Shahihain, juz 1, hlm 125 yang berbunyi:
 
‌الْكَيِّسُ ‌مَنْ ‌دَانَ ‌نَفْسَهُ ‌وَعَمِلَ ‌لِمَا ‌بَعْدَ ‌الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ 
Artinya: 
 
“Orang yang cerdas adalah yang menundukkan nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya tapi banyak berangan-angan atas (karunia) Allah.” (HR. Hakim).
 
Selain itu, Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin juz 1 halaman 236 menjelaskan bahwa derajat manusia itu di bawah malaikat dan di atas binatang. Ketika manusia terlena dengan syahwatnya, ia turun kasta menyusul kelompok binatang. 
Sebaliknya ketika manusia mampu menahan syahwatnya, menjaga kualitas puasanya, ia naik di atas derajat tertinggi menyusul wilayah para malaikat. 
Oleh karena itu, bulan puasa ini merupakan momentum terbaik bagi kita semua untuk menjaga kualitas puasa Ramadhan kita dengan berperilaku seperti Malaikat dengan memperbanyak amal kebaikan dan dapat menahan diri dari hawa nafsu yang tercela. 
Semoga puasa Ramadhan kita tahun ini diterima oleh Allah SWT dan kita diberikan umatnya panjang untuk bisa bertemu kembali dengan puasa Ramadhan tahun depan. Aamiin Allahumma Aamiin.
 
Demikianlah khutbah Jum'at kali ini yang dapat Radar Seluma. Disway.id sampaikan kali ini semoga bermanfaat.
 
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
 
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
 
Penulis: 
Juli irawan
Isi dari berbagai Sumber.
 

Sumber: