Pendekatan Regeneratif Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik

  Pendekatan Regeneratif Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik

kurang dari sepertiga bisnis di kawasan ini memiliki rencana dekarbonisasi --

 

 

SINGAPURA, Radar Seluma.Disway.id,- Sebuah studi baru yang diluncurkan hari ini oleh Kearney menemukan bahwa meskipun ada komitmen luas untuk mencapai nol bersih pada tahun 2030, kurang dari sepertiga bisnis di kawasan ini memiliki rencana dekarbonisasi yang sangat selaras dengan Perjanjian Paris , menunjukkan laju kemajuan yang lebih lambat menuju target net zero global.

 

BACA JUGA:Cara Cek NIK Masih Aktif Atau Tidak Sebelum Tes CPNS! Cek Segera Disini Sebelum Pendaftaran Dibuka

BACA JUGA:Kapolda Bengkulu dan Bupati Seluma, Bagikan Ratusan Paket Sembako di Seluma

 

Penelitian yang bertajuk “ Regenerate: an Asia Pacific study on keberlanjutan dan seterusnya ”, mensurvei hampir 1.000 pemimpin bisnis di berbagai sektor industri di sembilan negara Asia Pasifik (APAC): Australia, Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Tujuannya adalah untuk mengetahui pandangan para eksekutif bisnis regional mengenai inisiatif keberlanjutan dalam organisasi mereka, yang mencakup penetapan target, jalur dekarbonisasi, dan hambatan yang menghambat kemajuan.

 

Hal ini terjadi ketika kesenjangan antara ambisi dan tindakan menjadi sangat penting, karena dunia usaha perlu menyelaraskan tujuan keberlanjutan mereka dengan langkah-langkah nyata untuk memitigasi dampak lingkungan. Hal ini terutama berlaku di APAC di mana perubahan iklim menghadirkan ancaman nyata di tengah tingginya paparan terhadap peristiwa cuaca ekstrem, seperti banjir, gelombang panas, dan kekeringan, yang berpotensi mengganggu kemajuan ekonomi selama beberapa dekade.

 

Meskipun dunia usaha di Asia-Pasifik optimis dalam mencapai target dekarbonisasi mereka, kurang dari sepertiganya sejalan dengan Perjanjian Paris

 

Dunia usaha di seluruh APAC secara aktif menetapkan tanggal target untuk mencapai net zero. Sebanyak 85% perusahaan menganggap target dekarbonisasi yang ditetapkan oleh organisasi mereka dapat dicapai dan lebih dari sepertiga (37%) menyatakan bahwa target tersebut sangat dapat dicapai.

Sumber: