Siapa! Sebenarnya Abu Nawas, Penyair Multivisi Penuh Canda Berlidah Tajam

Siapa! Sebenarnya Abu Nawas, Penyair Multivisi Penuh Canda Berlidah Tajam

Siapa! Abu Nawas Sebenarnya--

BACA JUGA: Hujan, Petani Sawah Seluma Sumringah. Ini Yang Dilakukan

 

Beberapa kemudian dia kembali ke Baghdad setelah Harun al-Rasyid meninggal dan digantikan oleh Al-Amin. Sejak mendekam di penjara, syair-syair Abu Nawas menjadi religius sangat pongah dengan kehidupan duniawi yang penuh glamor dan hura-hura sekarang pasrah kepada kekuasaan Allah. Pencapaiannya dalam menulis puisi diilhami kegemarannya melakukan maksiat, justru di jalan gelap, Abu Nawas nilai ketuhanan. Sajak tobatnya bisa ditafsirkan sebagai jalan panjang menuju Tuhan. 

 

 

 

Meski dekat dengan Sultan Harun al-Rasyid, Abu Nawas selamanya hidup dalam kegemerlapan duniawi, pernah hidup dalam kegelapan tetapi yang justru membawa keberkahan tersendiri Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, menjelang akhir hayatnya Abu Nawas diwarnai dengan kegiatan ibadah. Beberapa menguatkan hal itu. Puisinya yang sangat indah menggambarkan ungkapan rasa sesal yang amat dalam akan masa lalunya.(apr) 

 

 

 

 

Sumber: