Gara-gara Minyak, Petani Kopi Warga Seginim Tewas Ditikam Golok

 Gara-gara Minyak, Petani Kopi Warga Seginim Tewas Ditikam Golok

Korban dibawa ke RSU Tais untuk divisum, --

 

 
LUBUK SANDI - Diduga lantaran adanya ketersinggungan antara dua orang petani kopi warga Desa Darat Sawah Kota Bumi, Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan. Berujung pembunuhan yang menyebabkan Dinki (35) tewas dengan luka tusuk dibagian punggung yang dilakukan oleh tetangganya sendiri Mi Joyo (38) diketahui juga masih memiliki hubungan keluarga (Paman nya sendiri).
 
 
 
Dari data yang diperoleh, aksi penusukan terhadap korban telah terjadi pada Kamis (13/4) sore, sekitar pukul 15.00 wib.
 
Di lokasi kebun kopi kawasan hutan Air kambingan yang berada di hulu Desa Dusun Tengah, Kecamatan Lubuk Sandi. Korban ditemukan oleh warga sudah dalam kondisi tak bernyawa, dengan kondisi berlumur darah lantaran mengalami luka tusuk dibagian bahu kiri. Korban ditemukan oleh warga dalam kondisi terlungkup yang saat itu kondisi golok masih tertancap.
 
 
 
 
"Ditemukan tadi golok masih tertancap, istrinya sendiri yang mencabut. Sebab kami tidak ada yang mampu, dia masih tertancap di bagian belakang sini (bahu kiri)," sampai Tayarman (45) seorang petani kopi saat dikonfirmasi Radar Seluma dilokasi evakuasi korban.
 
Aksi pembunuhan tersebut baru diketahui usai terjadinya pembunuhan tehadap korban. Dimana pada saat itu pelaku yang usai membunuh korban bermaksud ingin menyerahkan diri ke pihak Kepolisian Polsek Sukaraja. Saat dalam perjalanan, pelaku bertemu dengan warga yang mengatakan jika dirinya baru saja membunuh orang. Mendapatkan informasi tersebut membuat Tayarman bersama dengan warga setempat dan istri korban yang diketahui bernama Sofi (28) bergegas menuju ke lokasi kebun kopi yang menjadi lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP).
 
 
 
Sampai dilokasi TKP warga melihat kondisi korban sudah dalam kondisi tak bernyawa, kondisi korban telungkup dengan kondisi golok yang masih menancap. Warga pun langsung mengevakuasi korban. Dengan membalut (Membungkus) jasad korban dengan kain.
 
 
Dalam melakukan evakuasi terhadap jasad korban. Warga harus memikul jasad korban beramai-ramai untuk keluar dari area kebun kopi menuju ke lokasi Pekan karet (Pasar Karet Serumpun) yang harus menempuh jarak sekitar kurang lebih 4 jam setengah dengan berjalan kaki.
 
 
 
 
"Kami pukul bersama-sama tadi. Kami keluar dari area kebun usai Magrib, sampai ke Pekan Karet sekitar pukul 23.30 wib," kata Tayarman.
 
Setelah sampai dilokasi Pekan Karet, warga bersama istri dan keluarga korban menunggu dari pihak Kepolisian Polres dan Polsek bersama masyarakat untuk menjemput jenazah korban keluar dari area setempat.
 

Korban saat dievakuasi--
 
Sementara itu, pihak keluarga dari Seginim bersama Polres Seluma dan Polsek Sukaraja berupaya menjemput jenazah dengan menggunakan mobil dobel gardan, pada Jumat dini hari hingga sampai ke lokasi menjelang sahur. Setiba di pekan karet serumpun, petugas langsung memindahkan jenazah untuk diangkut ke mobil dobel gardan, sebelum diestafetkan ke mobil ambulan Puskesmas Seginim yang menyambut di Desa Napal Jungur Kecamatan Lubuk Sandi.
 
 
 
"Alhamdulillah kita sudah sama-sama sampai ke TKP, jenazah sudah dievakuasi disini (Pekan Karet). Berdasarkan keterangan awal para saksi tadi, pertama melihat pisau atau golok masih tertancap," terang Kapolres Seluma, AKBP Arif Eko Prastyo, SIK MH melalui Kasat Reskrim, Iptu Dwi Wardoyo, SH MH.
 
 
 
Dari keterangan Kasat Reskrim, menurut keterangan pengakuan tersangka. Jika aksi pembunuhan tersebut dipicu lantaran ketersinggungan antara korban dan pelaku. Lantaran Pelaku (Tersangka) yang dimintai tolong oleh korban, untuk membawa barang (Minyak) tidak mau. Sehingga terjadi cekcok antara korban dan pelaku. Hingga berkunjung aksi pembunuhan.
 
 
 
"Karena tersinggung (sakit hati), pelaku meminta tolong kepada korban tidak di indahkan. Kasus ini akan kita dalami lagi. Yang jelas ini dugaan kuat pembunuhan," pungkasnya.
 
Setelah berhasil dipindahkan ke ambulan Puskesmas Seginim. Jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)  Tais untuk dilakukan visum. Sebelum akhirnya dibawa ke rumah duka.(ctr)
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sumber: