BENGKULU - Resesi 2023 saat ini memang baru berupa ramalan atau prediksi. Namun tidak ada salahnya untuk berjaga-jaga dan mempersiapkan mitigasi sedini mungkin untuk mencegah atau menekan risiko buruk yang berpotensi terjadi jika resesi tahun depan ini benar-benar terjadi.
Dalam hal ini Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengimbau pemerintah daerah harus mampu memperkuat ketahanan pangan untuk mengantisipasi dampak resesi yang potensial dirasakan masyarakat provinsi pada 2023 mendatang.
Menurut Rohidin Program ketahanan pangan harus diprioritaskan mengingat selama ini Bengkulu merupakan wilayah konsumtif
"Sekarang belum dirasakan, namun harus tetap optimistis bahwa dampak resesi dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan gejolak perekonomian yang paling mendasar. Caranya, perkuat ketahanan pangan mulai dari sekarang," kata Rohidin, Rabu (9/11).
Berbagai komoditas kebutuhan masyarakat yang dikonsumsi masyarakat Bengkulu berasal dari daerah lain seperti beras, bawang, cabai pun harus diatasi. Sehingga potensial menjadi langka dan mahal ketika terdampak resesi dapat dicegah dengan pengendalian inflasi.
Selain itu, kata dia komoditas kebutuhan masyarakat Bengkulu juga berasal dari provinsi lain di Pulau Jawa dan daratan Sumatera. Pasokan pangan ke Bengkulu pernah terhambat akibat gagal panen dan persoalan lainnya.
"Kondisi ini harus menjadi perhatian serius sehingga program ketahanan pangan mendapat porsi lebih dalam kegiatan pemerintahan," ujarnya.
Program untuk membangkitkan pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan lokal perlu dilakukan secara maksimal dan tepat sasaran sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal.(Ken)