Marah Harian
dr. Cahyo Indro--
Kini Eric sudah meninggal. Indro tahu dari anaknya. Sang anak ke Bogor juga. Ia bukan peneliti seperti ayahnya. Ia pewaris perusahaan. Penemuan-penemuan Eric telah menjadi kekayaan perusahaan.
Saat tersiksa itu Indro sudah kawin. Sudah punya anak. Ia kawin ketika masih sama-sama mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Waktu wisuda pun anaknya sudah satu.
Indro mengajak istri dan tiga anaknya saat meneruskan kuliah di Australia. Sang istri jualan makanan di Australia. Untuk bisa mencukupkan beasiswa yang suami.
Rupanya Sang istri jadi penguat suami. Terutama saat Indro di-bully secara nasional. "Saya sudah kebal. Dimarahi siapa pun tidak terasa," katanya.
Gara-gara tiap hari dimarahi Dr Lies dulu?
"Bukan hanya itu. Sampai sekarang pun saya masih dimarahi. Tiap hari," katanya.
Yang disindir rupanya terasa. Ia pukul pundaknya dengan kepalan tangannyi. Pasangan ini, ehm, seperti masih pacaran saja. (Dahlan Iskan)
Sumber: