Rasulullah SAW dan Teladan Abadi Persaudaraan Tanpa Batas dalam Islam

Rasulullah SAW dan Teladan Abadi Persaudaraan Tanpa Batas dalam Islam

Radarseluma.disway.id - Rasulullah SAW dan Teladan Abadi Persaudaraan Tanpa Batas dalam Islam--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Islam adalah agama yang menanamkan nilai-nilai luhur tentang kasih sayang, keadilan, dan persaudaraan. Di antara ajaran yang paling mulia dan berkesan dalam kehidupan Rasulullah Muhammad SAW adalah ukhuwah islamiyah persaudaraan sejati yang tidak dibatasi oleh suku, bangsa, warna kulit, maupun status sosial. Persaudaraan ini bukan sekadar konsep ideal, melainkan diterapkan langsung oleh Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kasih sayang, keadilan, dan keteladanan beliau, Rasulullah SAW membangun masyarakat yang kuat, harmonis, dan saling mencintai karena Allah.

Di masa awal Islam, kaum Muslimin menghadapi tantangan berat: mereka diusir, disiksa, bahkan diputuskan hubungan keluarga karena keimanan mereka. Namun, dengan bimbingan Rasulullah SAW, mereka mampu bangkit dengan semangat ukhuwah yang kokoh. Nilai inilah yang menjadikan umat Islam di Madinah tumbuh sebagai masyarakat ideal, yang berlandaskan iman, tolong-menolong, dan cinta karena Allah.

Rasulullah SAW dan Konsep Persaudaraan dalam Al-Qur’an

Konsep persaudaraan sejati dalam Islam ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an. Allah berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat [49]: 10)

Ayat ini menegaskan bahwa hubungan antara sesama mukmin tidak hanya sebatas hubungan sosial, tetapi merupakan ikatan keimanan yang lebih dalam. Rasulullah SAW menjadi contoh nyata bagaimana ayat ini diwujudkan. Beliau tidak hanya mengajarkan tentang persaudaraan, tetapi juga mempraktikkannya secara nyata dalam membangun masyarakat Madinah yang harmonis.

BACA JUGA:Rasulullah SAW dan Kisah Cinta Persaudaraan Antara Kaum Anshar dan Muhajirin

Peristiwa Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar

Salah satu bukti paling indah dari teladan Rasulullah SAW dalam membangun persaudaraan adalah peristiwa mu’akhah persaudaraan antara kaum Muhajirin (pendatang dari Makkah) dan Anshar (penduduk Madinah). Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, kaum Muhajirin meninggalkan harta, rumah, dan keluarga mereka. Dalam kondisi yang penuh kesulitan itu, Rasulullah SAW mempersaudarakan mereka dengan kaum Anshar secara resmi.

Kaum Anshar menyambut saudara-saudara mereka dari Makkah dengan penuh keikhlasan dan cinta. Mereka membagi harta, tempat tinggal, bahkan sebagian menawarkan tanah dan kebun mereka kepada Muhajirin. Ini adalah teladan solidaritas yang luar biasa.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., beliau berkata:

لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ ﷺ الْمَدِينَةَ آخَى بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ

Artinya: “Ketika Nabi SAW datang ke Madinah, beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Persaudaraan ini bukan sekadar simbolik. Rasulullah SAW sendiri mempersaudarakan dirinya dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, menandakan bahwa beliau adalah bagian dari umat yang setara dalam ukhuwah. Beliau tidak menempatkan diri di atas umat, tetapi di tengah-tengah mereka sebagai pemimpin yang penuh kasih.

Kasih Sayang Rasulullah SAW kepada Sesama Muslim

Rasulullah SAW adalah teladan cinta kasih yang melampaui batas. Dalam setiap interaksi, beliau selalu menanamkan rasa empati dan kelembutan terhadap sahabat-sahabatnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

Sumber:

Berita Terkait