Tangisan Perpisahan: Kisah Rasulullah SAW dan Kesedihan Saat Wafat

Tangisan Perpisahan: Kisah Rasulullah SAW dan Kesedihan Saat Wafat

Radarseluma.disway.id - Tangisan Perpisahan: Kisah Rasulullah SAW dan Kesedihan Saat Wafat--

Sampai menjelang wafatnya, Rasulullah SAW masih memikirkan umatnya. Dalam sebuah riwayat, beliau berkata sambil berlinang air mata:

أُمَّتِي، أُمَّتِي، أُمَّتِي

“Umatku, umatku, umatku.” (HR. Muslim)

Doa dan tangisan itu adalah wujud kasih sayang abadi beliau kepada seluruh umat Islam hingga akhir zaman. Bahkan di hari kiamat kelak, beliau masih akan memohonkan syafaat bagi umatnya yang beriman.

Pelajaran dan Hikmah

1.Kematian adalah kepastian yang tak terhindarkan.

Rasulullah SAW, manusia terbaik sekalipun, menghadapi maut dengan ketenangan dan keridhaan. Maka umatnya pun harus belajar menerima takdir dengan iman yang kokoh.

2.Cinta sejati adalah cinta yang berlandaskan iman.

Kesedihan para sahabat bukan hanya karena kehilangan pemimpin, tetapi karena kehilangan sosok yang menghubungkan mereka dengan Allah SWT.

3.Warisan terbesar Rasulullah SAW adalah ajarannya.

Meninggalnya beliau bukanlah akhir dari Islam, justru awal dari amanah besar bagi umat untuk melanjutkan dakwah dan menjaga syariat.

4.Kesabaran dan keikhlasan dalam perpisahan.

Wafatnya Rasulullah SAW bukan Aisyah, Fathimah, dan para sahabat menunjukkan bahwa cinta kepada Rasul tidak boleh melampaui ketaatan kepada Allah.

 

hanya peristiwa sejarah, tetapi juga ujian keimanan bagi seluruh umat Islam. Beliau telah menunaikan risalah, menyampaikan wahyu, dan menegakkan agama dengan sempurna. Kini tanggung jawab itu berpindah kepada kita — untuk menjaga ajaran beliau, meneladani akhlaknya, dan memperjuangkan risalah Islam hingga akhir hayat.

Sebagaimana firman Allah SWT:

Sumber:

Berita Terkait