Membangun Komunitas Islami yang Harmonis dan Solid: Fondasi Kuat Menuju Umat yang Berkah

Membangun Komunitas Islami yang Harmonis dan Solid: Fondasi Kuat Menuju Umat yang Berkah

Radarseluma.disway.id - Membangun Komunitas Islami yang Harmonis dan Solid: Fondasi Kuat Menuju Umat yang Berkah--

Reporter: Juli Irawan

Radarseluma.disway.id-Komunitas adalah cerminan nilai-nilai yang dipegang oleh anggotanya. Dalam konteks Islam, membangun komunitas yang harmonis dan solid bukan sekadar tuntutan sosial, tetapi juga perintah agama yang mendasar. Komunitas Islami harus mampu mencerminkan nilai-nilai ukhuwah (persaudaraan), keadilan, kasih sayang, saling tolong-menolong, serta saling menjaga dari kemungkaran. Sebagaimana umat Islam diperintahkan untuk menjadi "ummatan wasathan" (umat yang tengah-tengah), maka komunitas yang mereka bangun pun harus menjadi contoh kebaikan di tengah masyarakat.

* Fondasi Komunitas Islami dalam Al-Qur'an dan Hadits

Al-Qur’an memberikan banyak petunjuk tentang pentingnya membangun komunitas yang dilandasi keimanan dan ketakwaan. Allah SWT berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Artinya: "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS. Ali Imran: 103)

Ayat ini secara eksplisit menyerukan pentingnya persatuan dalam komunitas muslim. “Tali Allah” dalam ayat ini diartikan sebagai Al-Qur’an, petunjuk-Nya, serta jalan hidup Islam yang diridhai-Nya. Perpecahan adalah salah satu sumber keretakan dalam komunitas, dan Islam melarang keras hal tersebut.

Rasulullah SAW pun memberikan teladan dalam membangun komunitas di Madinah setelah hijrah. Beliau menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar, membangun ukhuwah Islamiyah yang sangat kuat, serta membuat piagam Madinah untuk mengatur kehidupan sosial dengan penuh keadilan, meski di antara mereka ada yang berbeda keyakinan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Artinya: “Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini mengisyaratkan bahwa solidaritas dalam komunitas tidak boleh hanya bersifat simbolik, tapi harus diwujudkan dalam bentuk nyata: saling mendukung, menolong, dan menguatkan dalam kebaikan.

BACA JUGA:Bahaya Menunda Tobat: Jangan Tunggu Tua, Karena Ajal Tak Menunggu

* Menjaga Harmoni dengan Akhlak dan Adab Islami

Salah satu kunci utama dalam membentuk komunitas yang harmonis adalah menjaga akhlak antarindividu. Akhlak mulia seperti sabar, rendah hati, suka memaafkan, tidak mudah berprasangka buruk (su’udzon), serta menjauhi ghibah dan fitnah menjadi perekat sosial yang sangat ampuh.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah menggunjing satu sama lain." (QS. Al-Hujurat: 12)

Ayat ini menggarisbawahi bahwa dalam komunitas Islami yang harmonis, setiap individu harus menjaga lisannya dan hatinya. Fitnah, ghibah, dan adu domba akan merusak ikatan ukhuwah dan menimbulkan perpecahan.

Sikap tenggang rasa, saling menghormati perbedaan, serta mendahulukan maslahat bersama daripada kepentingan pribadi juga merupakan bagian penting dari adab dalam komunitas. Rasulullah SAW adalah contoh utama dalam bersikap lembut dan bijaksana dalam menghadapi umatnya yang beragam karakter.

* Peran Kolektif dalam Membangun Komunitas Solid

Komunitas yang solid bukan hanya ditentukan oleh pemimpinnya, tetapi oleh peran aktif semua anggota di dalamnya. Setiap individu memiliki tanggung jawab dalam menjaga kesatuan dan keharmonisan. Hal ini termasuk aktif dalam kegiatan sosial, menyebarkan kebaikan, serta menyatukan yang berselisih.

Allah SWT berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." (QS. Al-Ma'idah: 2)

Ayat ini menekankan bahwa setiap bentuk kerja sama harus diarahkan untuk memperkuat nilai-nilai kebaikan dan ketakwaan. Komunitas yang anggotanya saling mendukung dalam kebaikan akan menjadi benteng kuat terhadap arus kemaksiatan dan perpecahan.

BACA JUGA:Menjaga Ukhuwah Islamiyah: Hindari Ghibah dan Fitnah demi Keutuhan Persaudaraan

Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa pembangun komunitas Islami yang harmonis dan solid adalah bagian dari ibadah sosial yang sangat mulia. Hal ini bukan sekadar tujuan sosial, tapi juga bentuk konkret dari pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW telah memberikan panduan yang jelas dalam membangun, memelihara, dan menguatkan sebuah komunitas yang dilandasi nilai-nilai Islam.

Dalam masyarakat yang harmonis, ukhuwah Islamiyah menjadi nyata, bukan hanya sebatas jargon. Ketika setiap individu muslim sadar akan peran dan tanggung jawabnya, maka komunitas itu akan menjadi cahaya yang menerangi sekitarnya, menjadi rahmat bagi lingkungan, serta menjadi ladang pahala bagi seluruh anggotanya.

Semoga kita semua menjadi bagian dari komunitas yang diridhai Allah, penuh cinta, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menopang dalam menghadapi tantangan zaman. (djl) 

Sumber:

Berita Terkait