Mendidik Hawa Nafsu Agar Lebih Terkendali

Mendidik Hawa Nafsu Agar Lebih Terkendali

Radarseluma.disway.id - Mendidik Hawa Napsu agar lebih terkendali--

Radarseluma.disway.id - Dalam kehidupan sehari-hari, Manusia sering kali dihadapkan pada berbagai godaan yang berasal dari hawa nafsu. 
Nafsu dalam Islam memiliki dua sisi, yaitu bisa menjadi faktor pendorong kebaikan atau malah menjerumuskan ke dalam keburukan. 
 
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mendidik hawa nafsunya agar tetap terkendali dan tidak menyimpang dari ajaran Islam.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syams ayat 9 -10 yang mana berbunyi: 
 
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا ۝ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
Artinya: 
"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh merugi orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams 9-10)
 
 
Ayat ini menegaskan bahwa keberuntungan seseorang bergantung pada kemampuannya dalam menjaga dan menyucikan jiwanya, termasuk mengendalikan hawa nafsu. Oleh karena itu, memahami cara mendidik hawa nafsu agar lebih terkendali menjadi bagian penting dalam perjalanan spiritual seorang Muslim.
 
"Pengertian Hawa Nafsu dalam Islam"
 
Hawa nafsu dalam Islam merujuk pada dorongan atau keinginan yang ada dalam diri manusia. Nafsu ini bisa mengarah kepada kebaikan atau keburukan, tergantung bagaimana seseorang mengelolanya.
 
Dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits An-Nawawi berbunyi: 
 
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ
Artinya: 
"Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)."
(HR. An-Nawawi dalam Al-Arba'in An-Nawawiyyah)
 
Hadist ini menunjukkan bahwa hawa nafsu harus dikendalikan agar sesuai dengan ajaran Islam. 
Jika seseorang membiarkan hawa nafsunya liar dan tidak terkontrol, maka ia bisa terjerumus dalam berbagai dosa dan kemaksiatan.
 
"Macam-Macam Nafsu dalam Islam"
 
Dalam Islam, hawa nafsu dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat pengendaliannya
Nafs al-Ammarah (نَفْسٌ أَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ) Nafsu yang selalu mendorong kepada keburukan dan maksiat.
 
Sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an Surat Yusuf ayat 54 Allah SWT berfirman yang berbunyi: 
 
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ
 
Artinya: 
"Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanku." (QS. Yusuf: 53)
 
 
Nafs al-Lawwamah (نَفْسٌ لَوَّامَةٌ) Nafsu yang mencela dan menyesali kesalahan, tetapi masih berjuang melawan keburukan.
 
Allah SWT berfirman sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 2 yang mana berbunyi: 
 
وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
Artinya:
"Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang selalu mencela (dirinya sendiri)." (QS. Al-Qiyamah: 2)
 
Nafs al-Muthmainnah (نَفْسٌ مُطْمَئِنَّةٌ)
Nafsu yang tenang, tunduk kepada Allah SWT, dan terbebas dari dorongan keburukan.
Sebagaimana dijelaskan Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-fajr ayat 27-28 yang mana berbunyi: 
 
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
Artinya: 
"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai." (QS. Al-Fajr: 27-28)
 
 
"Cara Mendidik dan Mengendalikan Hawa Nafsu"
 
Pertama:
Memperkuat Iman dan Taqwa
 
Iman dan takwa adalah benteng utama dalam menghadapi godaan hawa nafsu. 
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang berbunyi: 
 
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ
 
Artinya: 
"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, berkecukupan, dan rendah hati." (HR. Muslim)
 
Taqwa membuat seseorang lebih waspada terhadap godaan nafsu dan lebih mudah menolak hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam.
 
Kedua:
Menjaga Shalat dan Ibadah
 
Shalat adalah sarana efektif untuk menjaga diri dari perbuatan buruk yang disebabkan oleh hawa nafsu. 
 
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat An-Kabut ayat  45 Allah SWT berfirman yang mana berbunyi: 
 
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
 
Artinya:
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar." (QS. Al-‘Ankabut: 45)
 
 
Ketiga:
Menjaga Diri dari Lingkungan yang Buruk
 
Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang mana sangat penting kita memilih lingkungan yang baik agar kita terhindar dari hal-hal yang kurang baik, dalam sebuah Hadits Rasulullah SAW bersabda yang mana diriwayatkan oleh Hadits Abu Dawud dan Tirmidzi yang mana berbunyi:
 
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Artinya: 
"Seseorang tergantung pada Agama sahabatnya. Maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi sahabatnya."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
 
Lingkungan yang baik akan membantu seseorang dalam mengendalikan hawa nafsunya, sementara lingkungan yang buruk justru akan memperburuknya.
 
Keempat:
Memperbanyak Dzikir dan Puasa
 
Dzikir dan Puasa dapat membantu seseorang mengendalikan hawa nafsu. 
Sebagaimana dijelaskan dalam dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi:
 
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Artinya: 
"Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Sebab, menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Tetapi siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu adalah benteng baginya." (HR. Bukhari dan Muslim)
 
 
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa mendidik hawa nafsu adalah bagian penting dari perjalanan spiritual seorang Muslim. Dengan memperkuat iman, menjaga ibadah, menjauhi lingkungan buruk, serta memperbanyak dzikir dan puasa, seseorang dapat mengendalikan hawa nafsunya dan mencapai derajat nafs Al-muthmainnah.
 
Mengendalikan hawa nafsu bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan tekad kuat dan usaha yang sungguh-sungguh, seseorang bisa mencapainya. Dengan begitu, hidup akan lebih damai, terarah, dan penuh berkah. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dalam menjaga hawa nafsu agar selalu berada di jalan yang benar. Aamiin. (djl)

Sumber:

Berita Terkait