Innovation Summit Southeast Asia 2025 - Inovasi, Didorong Manfaat, Dirasakan Masyarakat

Innovation Summit Southeast Asia 2025 - Inovasi, Didorong Manfaat, Dirasakan Masyarakat

Innovation Summit Southeast Asia 2025--

 BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Peternak di Sukaraja Seluma Jual Sapi Kurban Mulai Rp 17 Jutaan

 

Transformasi di Berbagai Industri

 

Inovasi berperan penting dalam mendorong transformasi di berbagai sektor, salah satunya adalah di sektor energi. Ketua Asosiasi Energi Surya Indonesia, Mada Habsari, mencontohkan keberhasilan produsen sel surya Indonesia yang berhasil menembus pasar Amerika Serikat sebagai bukti peluang inovasi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Artinya, selama ada produk bagus dan regulasi mendukung, industri Indonesia bisa bersaing di tingkat global” tambah Mada.

 

Inovasi juga memainkan peran penting dalam sektor kesehatan. Menurut mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia bidang Studi Kebijakan & Kerjasama, Prof. Tikki Pangestu, ada tiga dampak besar dari kemajuan inovasi di sektor kesehatan. Pertama, kebijakan kesehatan yang lebih presisi berkat data real-time. Kedua, teknologi kesehatan yang lebih terpersonalisasidengan adanya perangkat kesehatan yang dapat dikenakan seperti jam tangan pintar yang meningkatkan kesadaran individu terhadap kesehatannya. Ketiga, kemunculan produk alternatif dengan risiko lebih rendah yang membantu menurunkan beban penyakit dan biaya kesehatan. 

 

“Menurut saya, perkembangan-perkembangan ini sangat bagus, bukan hanya untuk kesehatan masyarakat secara umum, tapi juga health equity atau kesetaraan kesehatan masyarakat Indonesia,” ujar Prof. Tikki.

 

BACA JUGA:Jaksa Kembali Agendakan Pemanggilan 5 Guru PPG, Dalam Kasus Dugaan Pungli di Kemenag Seluma

Dari perspektif kesehatan publik, Prof. Tikki menambahkan bahwa satu dari tiga orang dewasa di Indonesia merokok. Oleh karena itu, inovasi dalam sektor ini perlu dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia sebagai upaya untuk mengurangi beban kesehatan. Inovasi pada produk tembakau, contohnya, dapat membantu menurunkan beban biaya kesehatan dari penyakit tidak menular di Indonesia. “Produk tembakau alternatif telah terbukti menurunkan konsumsi rokok konvensional di negara-negara seperti Jepang dan Inggris. Namun di Indonesia, regulasi masih belum membedakan produk-produk ini berdasarkan risiko,” jelas Prof. Tikki. 

 

 

 

Peran Penting Pemerintah dalam Mendukung Inovasi

 

Paparan Prof Tikki tentang regulasi berbasis risiko untuk mendorong inovasi juga sejalan dengan penjelasan Senior Partner firma konsultansi global Roland Berger, Ashok Kaul. Menurut Ashok, pendekatan terhadap transformasi industri perlu dibangun di atas tiga pilar utama. Pertama adalah sisi penawaran atau supply side di mana industri membutuhkan ruang dan insentif untuk bereksperimen serta berkreasi agar dapat menciptakan produk unggul. Kedua, sisi permintaan, demand-side, di mana ada regulasi yang melindungi konsumen namun tidak membatasi inovasi. Ketiga adalah titik temu penawaran dan permintaan di mana pemerintah perlu merancang kebijakan berbasis risiko (risk-proportionate) agar tidak mematikan potensi inovasi. 

 

“Di sinilah peran kebijakan fiskal seperti pajak menjadi paling menentukan. Saya pendukung kuat regulasi berbasis risiko (risk-proportionate regulation),” ujar Ashok. 

Sumber: