Innovation Summit Southeast Asia 2025 - Inovasi, Didorong Manfaat, Dirasakan Masyarakat

Innovation Summit Southeast Asia 2025 - Inovasi, Didorong Manfaat, Dirasakan Masyarakat

Innovation Summit Southeast Asia 2025--

 

Jakarta, Radarseluma.Disway.idInnovation Summit Southeast Asia (ISSA) 2025, ajang dua tahunan yang digagas oleh Center for Market Education (CME) bersama Tholos Foundation (Washington, D.C.), telah digelar di Jakarta dengan dukungan Universitas Prasetiya Mulya, Provalindo Nusa, dan Ecolex Animal Nutrition pada 6 Mei 2025. ISSA 2025 menghadirkan pembuat kebijakan, pelaku usaha, akademisi, serta masyarakat umum hadir untuk membahas tantangan dan peluang inovasi.

 

 BACA JUGA: Okupansi Whoosh Capai di Atas 80%, Saat Arus Balik Liburan

BACA JUGA:Sebenarnya Lebih, Berikut 3 Masalah Mencuat di Kabupaten Seluma Tahun 2025

 

Inovasi: Didorong Manfaat, Dirasakan Masyarakat

 

ISSA 2025 menyoroti betapa mendesaknya inovasi agar Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 .

 

Forum ini menegaskan bahwa inovasi bukan sekadar produksi teknologi mutakhir dan gawai canggih, namun juga solusi yang berakar pada kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, pembahasan inovasi tak bisa dilepaskan dari penerapannya pada industri sebagai titik temu antara ide dan eksekusi. Terlebih, sektor industri menjadi tulang punggung utama perekonomian Indonesia. Penerapan inovasi yang diwujudkan melalui transformasi industri menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. 

 

Dalam diskusi panel bertajuk “Comprehensive Strategy for Industrial Transformation”, Poltak Hotradero dari Bursa Efek Indonesia selaku moderator diskusi menegaskan bahwa inovasi sejatinya pragmatis karena didorong oleh kebutuhan. 

 

“Tengoklah Tiongkok. Di sana  jaringan fiber optic-nya berkembang pesat karena teknologi sebelumnya (kabel tembaga) sering dicuri orang. Mau tidak mau, mereka berinovasi. Akibatnya, pertukaran informasi dan inovasi berkembang dengan sangat cepat.“ ujar Poltak.

 

Sumber: