Cuaca yang Terus Hujan, Akibatkan Proyek Kampung Nelayan Merah Putih di Seluma Molor

Minggu 28-12-2025,20:09 WIB
Reporter : Tri Suparman
Editor : Andry Dinata

 

PENAGO I, Radarseluma.disway.id - Proyek Strategis Nasional Kampung Nelayan Merah Putih yang berlokasi di Desa Penago I, Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu dipastikan belum rampung hingga akhir Tahun Anggaran (TA) 2025. Proyek yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 12 miliar tersebut mengalami keterlambatan akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah setempat dalam beberapa bulan terakhir.

 

BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi Dana Desa Dusun Tengah P21, Pelimpahan Tersangka Tunggu Koordinasi JPU

BACA JUGA:Toyota Fortuner Sport Terbaru 2025: Desain Lebih Canggih dan Mewah Memikat Penggemar Otomotif di Indonesia

Kampung Nelayan Merah Putih merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pembangunan infrastruktur penunjang sektor perikanan dan ekonomi nelayan.

 

Pelaksana kegiatan proyek, Supriyono saat dikonfirmasi Radar Seluma mengungkapkan, hingga akhir Desember 2025 progres pembangunan baru mencapai sekitar 65 persen. Dirinya menjelaskan, keterlambatan penyelesaian proyek disebabkan oleh sejumlah kendala, terutama faktor cuaca.

 

"Untuk pelaksanaannya sampai Minggu kemarin itu 62 persen pak. Kalau untuk pelaksanaan selanjutnya kita sesuai kontrak pak, kita ada perpanjangan waktu 60 hari kedepan pak," sampai Supriyono kepada Radar Seluma.

 

Terkait dengan kendala, Supriyono menjelaskan, fakto keterlambatan dikarenakan faktor cuaca dan area terbatas sehingga dalam pelaksanaan dalam material harus diatur agar lancar. Serta kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang juga menyebabkan kendala dalam proses pengerjaan. Bahkan lokasi juga sempat terendam banjir.

 

“Selain sempat terkendala kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu, curah hujan yang tinggi menyebabkan lokasi proyek kerap tergenang banjir. Kondisi ini cukup menghambat pekerjaan, khususnya pada proses penimbunan tanah di atas lahan gambut,” terang Supriyono.

 

Kategori :