JAKARTA, Radarseluma.Disway.id - Lonjakan aktivitas belanja online di Indonesia membuat volume pengiriman paket meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di balik kemudahan transaksi digital dan layanan antar yang semakin cepat, masih banyak masyarakat yang belum menyadari risiko baru yang muncul: kebocoran data pribadi dan meningkatnya limbah kemasan.
BACA JUGA:Toyota Agya, Mobil Murah dari Toyota yang Digemari di Pasar Otomotif Indonesia
BACA JUGA:Honda Jazz Generasi Ketiga Kini Makin Meriah, Kunjungi Showroom Terdekat di Daerah Anda
Sebagai perusahaan jasa kurir nasional, PT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI) mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola kemasan dan resi paket. Edukasi ini menjadi bagian dari komitmen TIKI dalam menciptakan ekosistem logistik yang lebih aman, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
“Label pengiriman yang menempel di paket berisi informasi pribadi seperti nama, nomor telepon, dan alamat lengkap. Jika dibuang tanpa dihapus, data ini berisiko disalahgunakan. Di sisi lain, meningkatnya volume pengiriman juga berarti meningkatnya limbah kemasan. Karena itu, edukasi kepada konsumen menjadi penting agar keamanan data dan kelestarian lingkungan bisa berjalan seimbang,” ujar Yulina Hastuti, Direktur Utama TIKI.
Sebagai bagian dari edukasi publik, TIKI membagikan beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan oleh masyarakat untuk membangun kebiasaan “smart shipping habit” — kebiasaan cerdas dalam menerima dan mengelola paket:
1. Hapus atau robek bagian resi yang memuat nama, alamat, dan nomor telepon sebelum membuang kemasan.
Resi atau label pengiriman adalah sumber informasi pribadi yang sering kali diabaikan. Dengan menghapus atau merobek bagian ini, konsumen dapat mencegah potensi penyalahgunaan data oleh pihak tidak bertanggung jawab.
BACA JUGA: Utang Pemprov Bengkulu ke Kabupaten Seluma Capai Rp26,2 Miliar