Sejak dibentuk, Forum KEE merancang rangkaian agenda untuk memastikan habitat gajah yang telah terfragmentasi dapat terhubung kembali dengan membentuk sebuah koridor konektivitas gajah Seblat. Beberapa agenda tersebut antara lain :
1. Patroli kawasan hutan : Bertujuan mengidentifikasi wilayah sebaran dan jumlah individu Gajah Seblat yang tersisa. Mengidentifikasi gangguan dan ancaman di wilayah habitat Gajah Seblat. Serta mengidentifikasi wilayah yang akan diajukan sebagai Koridor Gajah Seblat.
2. Diskusi informal : Bertujuan mengedukasi warga yang tinggal berdampingan dengan wilayah Bentang Alam Seblat, tentang penanganan konflik manusia dan gajah serta pentingnya keberadaan satwa Gajah Sumatera. Serta membentuk tim satuan tugas lokalististik di masing masing desa penyangga kawasan Bentang Alam Seblat.
3. Kampanye Penyelamatan Gajah Seblat : Bertujuan mengkampanyekan pentingnya penyelamatan satwa Gajah Sumatera melalui agenda agenda dialog publik dan event.
“Conserve” dari Kementerian Kehutanan bertujuan untuk melestarikan kehati dan memperkuat pengelolaan lanskap prioritas. Nama Conserve adalah singkatan dari “Catalyzing Optimum Management of Natural Heritage for Sustainability of Ecosystem, Resources and Viability of Endangered Wildlife Species”.
Program ini diimplementasikan Kementerian Kehutanan sejak 2023 atas dukungan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF) dan fasilitasi oleh United Nations Development Program (UNDP). Hibah GEF yang dialokasikan senilai US$ 6,2 juta untuk durasi 72 bulan. Lanskap prioritas yang dipilih yaitu, lanskap Ulu Masen di Aceh, lanskap Seblat di Bengkulu, dan lanskap Moyo-Satonda di Nusa Tenggara Barat.
BACA JUGA:Kepala DKP Seluma: Kampung Nelayan Merah Putih Penago Satu Segera Beroperasi Tahun Depan
BACA JUGA:96 Persen Penertiban Tanah Telantar Dialokasikan untuk Reforma Agraria
Program Conserve menargetkan pelestarian dua satwa kharismatik utama Pulau Sumatera yaitu harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrae) di Aceh dan gajah Sumatera (Elephas maximus Sumatranus) di Bengkulu yang memiliki wilayah jelajah yang luas meliputi beragam status dan fungsi kawasan hutan dan lahan, sehingga pendekatan konservasi berbasis lanskap mutlak dibutuhkan.
Lebih jauh, proyek Conserve diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian Global Environmental Benefit dan secara spesifik mendukung program-program nasional, antara lain Forestry and Other Land Uses (Folu) Net Sink 2030, dan Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), khususnya di sektor kehutanan.
(https://validnews.id/nasional/klhk-buat-program-konservasi-berbasis-lanskap )