Rasulullah SAW: Teladan Lembut dalam Mendidik Anak dengan Kasih Sayang dan Hikmah

Selasa 14-10-2025,15:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Setiap orang tua tentu menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia, beriman kuat, dan berbakti. Dalam Islam, pendidikan anak tidak hanya berfokus pada aspek pengetahuan dan keterampilan duniawi, tetapi lebih pada pembentukan akhlak dan keimanan. Di antara sekian banyak teladan, tidak ada sosok yang lebih sempurna dalam mendidik anak selain Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Beliau bukan hanya seorang pemimpin umat dan rasul Allah, tetapi juga seorang ayah dan kakek yang penuh kelembutan, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Rasulullah SAW mendidik anak-anaknya dengan hati, bukan dengan kekerasan; dengan kasih, bukan dengan kemarahan. Pendidikan beliau menjadi panduan bagi seluruh orang tua dalam menanamkan nilai-nilai Islam kepada generasi penerus.

Kasih Sayang Rasulullah SAW terhadap Anak-Anaknya

Rasulullah SAW memiliki enam orang anak: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah, dan Ibrahim. Terhadap mereka semua, beliau selalu menunjukkan kasih sayang yang tulus. Dalam berbagai riwayat, Rasulullah SAW digambarkan sangat lembut dalam memperlakukan anak-anak, bahkan kepada anak-anak kecil di luar keluarganya.

Dalam sebuah hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, disebutkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَبَّلَ النَّبِيُّ ﷺ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ، وَعِنْدَهُ الْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِيُّ جَالِسٌ، فَقَالَ الأَقْرَعُ: إِنَّ لِي عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا. فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW mencium Hasan bin Ali, sementara di sisinya ada Al-Aqra‘ bin Habis At-Tamimi. Al-Aqra‘ berkata, “Aku mempunyai sepuluh anak, tetapi tidak pernah mencium salah satu dari mereka.” Maka Rasulullah SAW memandangnya dan bersabda: “Barang siapa tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa kasih sayang adalah dasar utama dalam mendidik anak. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa sentuhan cinta seperti pelukan dan ciuman merupakan bentuk tarbiyah (pendidikan) yang sangat penting bagi perkembangan psikologis dan emosional anak.

BACA JUGA:Kesederhanaan Rasulullah SAW: Cahaya Teladan yang Membuat Dunia Kagum

Al-Qur’an Menuntun Umat untuk Mendidik dengan Hikmah dan Lembut

Prinsip kelembutan dalam mendidik tidak hanya tercermin dari perilaku Rasulullah SAW, tetapi juga ditegaskan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)

Ayat ini menegaskan bahwa kelembutan adalah kunci keberhasilan dalam mendidik, memimpin, dan membimbing. Seorang anak yang tumbuh di bawah kasih sayang akan lebih mudah menerima nasihat dan meneladani akhlak orang tuanya. Sebaliknya, kekerasan hanya akan melahirkan ketakutan dan pemberontakan batin.

Rasulullah SAW: Teladan Pendidikan melalui Keteladanan dan Doa

Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan dengan kata-kata, tetapi lebih banyak mendidik dengan keteladanan. Beliau mengajarkan anak-anaknya tentang kesabaran, tanggung jawab, kejujuran, dan ketaatan kepada Allah melalui perbuatan nyata.

Misalnya, kepada Sayyidah Fatimah Az-Zahra, Rasulullah SAW menunjukkan bagaimana menjadi wanita salehah dan ibu yang penuh kasih. Beliau juga sering menasihati Fatimah agar memperbanyak zikir dan tidak bergantung pada dunia.

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: شَكَتْ فَاطِمَةُ مَا تَلْقَى مِنْ أَثَرِ الرَّحَى، فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ تَسْأَلُهُ خَادِمًا، فَلَمْ تَجِدْهُ، فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لِعَائِشَةَ، فَلَمَّا جَاءَ أَخْبَرَتْهُ، فَجَاءَنَا وَقَدْ أَخَذْنَا مَضَاجِعَنَا، فَذَهَبْتُ أَقُومُ فَقَالَ: مَكَانَكُمَا، فَجَلَسَ بَيْنَنَا حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ قَدَمَيْهِ عَلَى صَدْرِي، فَقَالَ: أَلَا أُخْبِرُكُمَا بِخَيْرٍ مِمَّا سَأَلْتُمَانِي؟ إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا، فَسَبِّحَا اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَاحْمَدَاهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبِّرَاهُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ، فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ

Kategori :