Pakaian Adat Aesan Paksangko Palembang: Simbol Kesederhanaan dan Filosofi Hidup Masyarakat Sumatera Selatan

Senin 01-09-2025,11:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Kain songket adalah bagian tak terpisahkan dari Aesan Paksangko. Motif songket yang digunakan lebih sederhana dibandingkan songket pada Aesan Gede. Hal ini menggambarkan nilai kerja keras, ketekunan, dan kesederhanaan yang menjadi falsafah hidup masyarakat Palembang.

5. Perhiasan yang Minimalis

Tidak seperti Aesan Gede yang penuh dengan perhiasan emas, pada Aesan Paksangko perhiasan lebih sedikit. Filosofinya adalah “kesempurnaan bukan pada kemewahan, tetapi pada keselarasan”, menegaskan bahwa kehidupan yang sederhana lebih menenteramkan.

BACA JUGA:Rumah Cara Gudang: Jejak Hunian Sungai, Nalar Dagang, dan Identitas Melayu Palembang

Fungsi dan Kegunaan dalam Kehidupan Masyarakat

Aesan Paksangko bukan hanya sekadar pakaian adat, tetapi memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting:

• Dalam Upacara Pernikahan

Pakaian ini sering dipakai oleh pasangan pengantin yang ingin menampilkan kesan sederhana namun tetap berwibawa. Banyak keluarga di Palembang memilih Aesan Paksangko karena lebih merepresentasikan nilai keseharian dan kesopanan.

• Sebagai Identitas Budaya

Di berbagai festival budaya, pameran adat, hingga kegiatan pariwisata, Aesan Paksangko ditampilkan sebagai bukti bahwa masyarakat Palembang memiliki ragam busana adat yang kaya makna.

• Sebagai Simbol Kehidupan Sosial

Aesan Paksangko mencerminkan kehidupan masyarakat yang menekankan keseimbangan antara kesederhanaan dan kehormatan. Ia menjadi simbol bahwa tidak semua keindahan harus ditampilkan secara mewah, melainkan bisa hadir lewat harmoni sederhana.

Perbandingan dengan Aesan Gede

Perlu dipahami bahwa Aesan Paksangko sering dianggap “saudara” dari Aesan Gede. Bedanya, Aesan Gede adalah simbol kemegahan dan kebesaran yang biasa dikenakan keluarga bangsawan, sedangkan Aesan Paksangko adalah simbol kesederhanaan dan kesopanan masyarakat umum.

• Aesan Gede: penuh perhiasan emas, mewah, megah, melambangkan kekuasaan dan kebangsawanan.

• Aesan Paksangko: sederhana, minim perhiasan, anggun, melambangkan kesopanan dan keseimbangan hidup.

Keduanya sama-sama bernilai luhur, hanya berbeda dalam konteks penggunaannya.

Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Pakaian adat Aesan Paksangko adalah salah satu warisan budaya Palembang yang merepresentasikan nilai kesederhanaan, kesopanan, dan keseimbangan hidup. Ia berbeda dengan Aesan Gede yang lebih menonjolkan kemewahan dan kebesaran. Dari pemilihan warna, kain songket, hingga perhiasan yang minimalis, semuanya menyiratkan filosofi bahwa keindahan sejati tidak selalu hadir dalam kemewahan, melainkan dalam keselarasan hidup yang sederhana.

Kategori :