"Sudah direncanakan akan dibangun breakwater di sepanjang bibir pantai yang terdampak abrasi. Kami sudah mengusulkan anggaran sebesar Rp 3 miliar dalam APBD Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2025," kata Syafriandi.
Namun, rencana tersebut menghadapi tantangan akibat adanya kebijakan efisiensi anggaran dari Pemerintah Pusat. Hal ini membuat pengalokasian dana pembangunan breakwater masih belum bisa dipastikan realisasinya pada tahun ini.
"Anggaran sebesar Rp 3 miliar sebelumnya telah disiapkan. Tapi karena adanya efisiensi, kami belum bisa pastikan pelaksanaannya. Kami tetap berupaya agar bisa direalisasikan melalui APBD Perubahan," terangnya.
BACA JUGA:Orang Tua Siswa Mengeluh, Ada Seragam SMP di Seluma Capai Rp315 ribu/Stel
BACA JUGA:Ramai Isu Tanah Kosong Selama 2 Tahun Diambil Negara, Dirjen PPTR Sampaikan Ini!
Syafriandi juga menegaskan bahwa, pembangunan breakwater sangat penting, tidak hanya untuk menyelamatkan lahan pertanian. Akan tetapi juga sebagai langkah antisipatif agar abrasi tidak merusak kawasan permukiman di masa mendatang.
Warga Desa Pasar Seluma berharap rencana pembangunan ini segera diwujudkan, mengingat mayoritas mata pencaharian masyarakat setempat bergantung pada sektor pertanian. Jika abrasi terus meluas tanpa penanganan, maka dikhawatirkan akan berdampak besar terhadap ekonomi masyarakat desa.(ctr)