Dzulqa’dah dan Perjalanan Haji: Mengikuti Langkah Rasulullah SAW

Jumat 16-05-2025,14:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

BACA JUGA:Menghindari Membanggakan Diri: Dzulqa’dah Bulan Introspeksi Diri

Mengikuti Langkah Rasulullah dalam Menjalani Haji

Perjalanan haji bukan sekadar ritual fisik. Ia adalah simbol dari totalitas penghambaan diri kepada Allah. Ketika seseorang mulai bersiap menunaikan haji di bulan Dzulqa’dah, sejatinya ia sedang menapaki jejak Rasulullah SAW yang penuh keikhlasan dan kesabaran. Maka, seyogianya jamaah haji menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan dalam seluruh prosesnya, dari niat, ihram, hingga tawaf dan tahallul.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang berbunyi:

خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ

Artinya: "Ambillah dariku tata cara manasik kalian"(HR. Muslim no. 1297)

Hadits ini menjadi dasar kuat bahwa manasik haji harus dilakukan sesuai sunnah Nabi, termasuk dalam hal waktu dan adab dalam melaksanakannya. Dzulqa’dah adalah waktu yang tepat untuk memulai persiapan fisik dan spiritual menuju ibadah yang agung ini.

Refleksi Spiritual Bulan Dzulqa’dah

Bagi mereka yang belum berkesempatan menunaikan haji, Dzulqa’dah tetap dapat menjadi momentum muhasabah diri. Kita bisa meneladani kesungguhan dan kesiapan Rasulullah SAW dalam menyambut ibadah besar. Memperbanyak istighfar, sedekah, membaca Al-Qur'an, serta menjauhi dosa-dosa adalah bentuk penghormatan terhadap bulan haram ini.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Thabrani dan Ahmad yang mana berbunyi: 

إِنَّ لِرَبِّكُمْ فِي أَيَّامِ دَهْرِكُمْ نَفَحَاتٍ، فَتَعَرَّضُوا لَهَا

Artinya: "Sesungguhnya Tuhan kalian memiliki hembusan-hembusan rahmat pada hari-hari dalam hidup kalian. Maka, carilah hembusan tersebut." (HR. Thabrani, Ahmad)

Dzulqa’dah termasuk di antara waktu-waktu yang diberkahi tersebut.

BACA JUGA:Kehidupan Rasulullah SAW: Meneladani Kesederhanaan dalam Ibadah

Dari penjelasan di atas maka dapatlah kita disimpulkan bahwa Dzulqa’dah bukan sekadar bulan penanggalan biasa, tetapi bulan yang penuh nilai sejarah, spiritualitas, dan pelajaran berharga. Ia adalah waktu yang dimuliakan, di mana Rasulullah SAW memulai perjalanannya menuju puncak ibadah haji yang penuh berkah. Umat Islam seharusnya memanfaatkan bulan ini untuk meningkatkan keimanan, memperbaiki amal, dan memantapkan niat dalam mengikuti jejak Nabi SAW.

Bagi mereka yang menunaikan ibadah haji, hendaknya meneladani Rasulullah dalam kesabaran, keikhlasan, dan ketertiban menjalankan manasik. Bagi yang belum, Dzulqa’dah tetap menjadi ladang amal yang luas. Jadikan bulan ini sebagai kesempatan memperbanyak dzikir, amal saleh, dan refleksi diri, agar kelak kita termasuk hamba-hamba yang disambut di Tanah Suci dalam keadaan bersih lahir dan batin. (djl)

Kategori :