Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Dzulqa’dah adalah bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah. Bersama dengan Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, Dzulqa’dah termasuk dalam deretan bulan haram (الأشهر الحرم) yang dimuliakan dalam Islam. Bulan ini memiliki kedudukan istimewa karena menjadi awal dari musim haji. Meskipun pelaksanaan puncak ibadah haji terjadi pada bulan Dzulhijjah, namun persiapan dan permulaan perjalanan haji para jamaah seringkali dimulai sejak Dzulqa’dah.
Dalam sejarah Islam, Rasulullah SAW melakukan umrah dan memulai perjalanan hajinya di bulan ini. Maka, bulan Dzulqa’dah tak hanya sarat nilai spiritual, tetapi juga mengandung teladan praktis dari Rasulullah SAW yang patut diikuti oleh umatnya.
Keistimewaan Bulan Dzulqa’dah dalam Al-Qur’an dan Hadits
Allah SWT telah menyebutkan kemuliaan bulan-bulan haram dalam firman-Nya sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat At-taubah ayat 36 yang mana berbunyi:
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًۭا فِى كِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌۭ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ...
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu...” (QS. At-Taubah: 36)
Dzulqa’dah termasuk dalam empat bulan haram ini. Para ulama menjelaskan bahwa larangan menzalimi diri dalam bulan-bulan haram artinya adalah peringatan untuk meningkatkan ketakwaan, menghindari dosa, dan memperbanyak amal kebaikan, karena pahala maupun dosa akan dilipatgandakan pada bulan-bulan tersebut.
BACA JUGA:Dzulqa’dah: Bulan Persiapan untuk Berqurban dengan Ikhlas
Dzulqa’dah dan Sejarah Perjalanan Haji Rasulullah SAW
Rasulullah SAW melakukan beberapa perjalanan penting pada bulan Dzulqa’dah. Di antaranya adalah Umrah Hudaibiyah, Umrah Qadha, dan Umrah al-Ji’rânah. Bahkan, ibadah haji satu-satunya yang beliau lakukan, yaitu Haji Wada’, juga dimulai dari Dzulqa’dah. Ini menjadi isyarat kuat bahwa Dzulqa’dah adalah waktu yang penuh berkah untuk memulai perjalanan ibadah ke Tanah Suci.
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari disebutkan yang mana berbunyi:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: أَحْصَيْنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ فِي عُمْرَةٍ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ، كُلُّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةِ
Artinya: "Dari Anas radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: Kami menghitung bahwa Rasulullah SAW memasuki Makkah untuk umrah sebanyak empat kali, semuanya terjadi pada bulan Dzulqa’dah." (HR. Bukhari no. 4148)
Ulama menafsirkan bahwa pilihan Rasulullah untuk melakukan umrah dan haji dimulai dari bulan Dzulqa’dah bukanlah kebetulan. Ini menunjukkan adab dan kemuliaan waktu yang hendaknya dicontoh oleh umatnya.