Hadits ini menunjukkan bahwa keberhasilan kita dalam menjalani Ramadhan dengan baik seharusnya menjadi modal untuk menjaga diri dari kemaksiatan sepanjang tahun.
BACA JUGA:Hikmah dari Berpuasa di Bulan Syawal
Dalil-Dalil Al-Qur'an dan Hadits Tentang Menjaga Diri Setelah Ramadhan
Untuk menghindari kemaksiatan setelah Ramadhan, kita perlu senantiasa merujuk kepada Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam Surat At-Tahrim ayat 6, Allah berfirman yang mana berbunyi:
"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّـهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ"
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6).
Ayat ini mengingatkan kita untuk menjaga diri dari dosa dan kemaksiatan, serta menjauhi segala hal yang dapat membawa kita ke dalam neraka. Keinginan untuk menjauh dari api neraka adalah salah satu motivasi terbesar dalam menjaga diri setelah Ramadhan.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga amal dan istiqamah setelah Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang berbunyi:
"إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى"
Artinya: "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR. Muslim).
Artinya, setelah Ramadhan, niat untuk terus beribadah dan menjaga diri dari kemaksiatan harus terus ada dalam hati kita. Jika niat kita tulus untuk menjaga diri dan terus beribadah, maka Allah akan membantu kita untuk tetap istiqamah.
Dalil Pendukung Lainnya
Selain itu, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Furqan ayat 63 yang mana berbunyi:
"وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلاَمًا"
Artinya: "Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil (bodoh) menyapa mereka, mereka mengucapkan salam." (QS. Al-Furqan: 63).
Ini menunjukkan bahwa seorang mukmin sejati tidak terpengaruh oleh godaan atau kemaksiatan, bahkan ketika ada orang yang mengajak atau menyuruhnya untuk berbuat buruk.