Inilah Tiga Tips Agar Konsisten Dalam Beribadah Selama Ramadhan

Minggu 02-03-2025,14:00 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Radarseluma.disway.id - Jika diumpamakan, bulan Ramadhan laksana hamparan ladang yang ditumbuhi aneka pohon berbuah lebat maka kita bisa memanennya sesuka dan sebanyak mungkin, semakin rajin kita memetiknya maka semakin banyak pula buah-buahan yang diperoleh. Saat Ramadhan, buah-buah itu adalah limpahan pahala yang bisa diraih dengan amal ibadah, semakin giat ibadah yang kita lakukan maka semakin banyak pula pahala yang ia peroleh.

  Namun demikian, ibadah adalah persoalan iman, suatu saat ia bisa naik dan di saat yang lain akan melandai.  Hal demikian juga kerap dijumpai saat Ramadhan, memasuki awal bulan semangat ibadah masih aman.    Masjid dan Mushala masih ramai dipenuhi jamaah Shalat Tarawih, suara tadarus Al-Qur'an masih lantang terdengar dimana-mana, dan sejumlah ritual keagamaan lainnya masih riuh-ramai, terutama yang khas Ramadhan.   Sayangnya begitu memasuki separuh bulan terakhir, semangat ibadah tidak lagi sebesar di fase awal, jamaah Tarawih mulai berguguran satu persatu, semangat Tadarus Al-Qur'an mulai menurun, dan sebagainya.   BACA JUGA:Ramadhan Bulan Penuh Berkah dan Ampunan   Lantas, apa saja yang bisa kita lakukan agar semangat ibadah tetap terawat selama Ramadhan? Nah dalam kesempatan ini kita akan memberikan Tips agar ibadah Ramadhan kita tetap konsisten kita lakukan dari awal Ramadhan hingga akhir Ramadhan dan pada akhirnya kita meraih kemenangan sesuai janji Allah SWT yaitu predikat taqwa. Apa saja Tips nya berikut penjelasannya:   Pertama:  Jangan makan terlalu kenyang.   Meskipun bulan Ramadhan mewajibkan umat Muslim untuk berpuasa sejak waktu Imsak sampai Maghrib tiba, namun momen berbuka kadang menjadi semacam kesempatan untuk balas dendam, segala macam hidangan disajikan di meja makan, akibatnya perut terlalu kenyang, padahal, Allah SWT menegaskan bahwa berlebihan dalam konsumsi makanan tidak baik.    Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 31 yang Maan berbunyi:    يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّه لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ Artinya,  "Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) Masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS Al-A'raf: 31).   Ayat diatas secara tegas melarang kita untuk bertindak berlebihan, sesuatu yang baik akan mengundang petaka jika dilakukan melampaui batas. Dalam konteks Ramadhan, makan terlalu berlebihan bisa menyebabkan kita tertinggal banyak kesempatan ibadah yang balasan pahalanya berkali-kali lipat dibanding pada bulan-bulan lainnya.   BACA JUGA:Puasa Ramadhan Dibagi Menjadi Tiga Fase Ini Penjelasannya   Terkait batas konsumsi makanan yang ideal, Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda, yang mana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang mana berbunyi:    مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ Artinya,  "Tiada tempat yang Manusia isi yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas." (HR At-Tirmidzi).   Menguatkan Hadits di atas, Imam As-Syafi'i juga pernah menyampaikan sebagaimana yang berbunyi:    الشَّبْعُ يُثْقِلُ الْبَدَنَ، وَيُقْسِي الْقَلْبَ، وَيُزِيْلُ الْفِطْنَةَ، وَيُجْلِبُ النَّوْمَ، وَيُضْعِفُ صَاحِبَهُ عَنِ الْعِبَادَةِ Artinya,  "Makan terlalu kenyang membuat berat badan naik, menjadikan hati keras, menghilangkan kecerdasan, menyebabkan kantuk, dan menjadikan malas beribadah." (Abu Nu'aim Al-Ashfihani, Ḥilyatul Auliyā, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1988], juz IX, halaman 127).   BACA JUGA:Persiapan Fisik dan Spiritual Menjelang Puasa   Kedua: Hindari Perbuatan Maksiat.   Dosa yang diperbuat oleh seorang Muslim akan mempengaruhi kualitas spiritualnya, yaitu dengan menyebabkan pelakunya malas beribadah, tentu kita tidak berharap kesempatan memperbanyak ibadah selama Ramadhan terlewat begitu saja sebab pengaruh dosa yang kita perbuat.    Ibnu Abbas pernah berkata yang mana berbunyi:    إِنَّ لِلْحَسَنَةِ ضِيَاءً فِي الْوَجْهِ، وَنُوْرًا فِي الْقَلْبِ، وَسَعَةً فِي الرِّزْقِ، وَقُوَّةً فِي الْبَدَنِ، وَمَحَبَّةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ، وَإِنَّ لِلسَّيِّئَةِ سَوَادًا فِي الْوَجْهِ، وَظُلْمَةً فِي الْقَبْرِ وَالْقَلْبِ، وَوَهْنًا فِي الْبَدَنِ، وَنَقْصًا فِي الرِّزْقِ، وَبُغْضَةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ Artinya,  "Sesungguhnya pada kebaikan terdapat sinar pada wajah, cahaya dalam hati, kelapangan dalam rezeki, kekuatan pada badan, dan kecintaan pada hati Makhluk. Sesungguhnya pada kejelekan terdapat kegelapan pada wajah, gulita pada alam kubur dan hati, kelemahan pada badan (untuk beribadah), kekurangan dalam rezeki, dan kebencian pada hati makhluk." (Abdul Majid Kisyk, Fi Riḥābit Tafsīr, juz XIV, halaman 3316).   BACA JUGA:Membangun Jiwa Taqwa, Menempa Diri di Bulan Suci Ramadhan   Ketiga: Tidak berlebihan dalam beribadah.   Segala hal yang berlebihan tidak baik, sekalipun dalam hal beribadah. Dalam melakukan amalan-amalan Sunnah selama Ramadhan, kita perlu melakukannya secara proporsional dengan mengukur sejauh mana kemampuan yang kita miliki, jangan sampai karena terlalu banyak porsi ibadah yang dilakukan, akhirnya memberatkan diri sendiri sehingga merasa 'kapok' untuk meneruskannya.   Nabi Muhammad Rasulullah SAW pernah bersabda sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits al-Bukhari yang mana berbunyi:    خُذُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّتْ وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَاوَمَ عَلَيْهَا Artinya,  "Lakukanlah amal-amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan berpaling (dalam memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu berpaling (dari mengerjakan amal)."  Dan Shalat yang paling Nabi SAW cintai adalah Shalat yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan Beliau bila sudah biasa melaksanakan Shalat (Sunnah) akan melakukannya dengan konsisten." (HR Al-Bukhari).   BACA JUGA:Sesungguhnya Puasa Ramadhan Lebih dari Sekadar Menahan Lapar dan Haus   Dalam satu Hadits riwayat Al-Bukhari pernah dikisahkan bahwa Nabi Muhammad Rasulullah SAW memarahi sekelompok sahabat yang memiliki semangat ibadah berlebihan sehingga dikhawatirkan membahayakan pengamalnya. Saat itu mereka ada yang bertekad menghabiskan seluruh malamnya untuk beribadah, berpuasa setiap hari, bahkan ada yang berniat membujang seumur hidup demi fokus beribadah. Lalu Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang mendengar kabar ini segera menegur mereka dengan tegas.   Untuk itu, mari warnai Ramadhan dengan spirit ibadah yang terawat sampai bulan suci berpamit.  Semakin banyak ibadah yang kita lakukan memang semakin baik, tapi akan jauh lebih baik jika kita mampu menjalaninya dengan konsisten dan penuh penghayatan.   BACA JUGA:Keutamaan Makan Sahur dan Manfaatnya dalam Islam   Itulah beberapa Tips agar kita dapat menjalankan serangkaian ibadah Puasa Ramadhan secara konsisten dari awal Ramadhan hingga akhir Ramadhan sehingga kita pada akhirnya dapat meraih kemenangan di penghujung Ramadhan. Aamiin. (djl)
Tags : #tips konsisten dalam beribadah #tidak berlebihan dalam beribadah. #puasa ramadhan penuh berkah dan ampunan #menjadikan hati keras #makan terlalu kenyang membuat berat badan naik #kajian islam #jangan makan terlalu kenyang #hindari perbuatan maksiat.
Kategori :

Terkait

Terpopuler

Terkini