JAKARTA, Radarseluma.Disway.id - Tampaknya ada penurunan pada belanja masyarakat per bulan. Mungkin akibat turunnya kelas menengah ke kelas bawah yang cukup tinggi. Menggunakan data Mandiri Spending Index (MSI), belanja masyarakat pada 4Q24 (hingga minggu kedua November) menunjukkan dua pola yang berbeda. Secara bulanan, belanja pada Oktober 2024 (225,5) turun 1,7% dibandingkan September 2024 (229,6). Namun, memasuki November, MSI relatif stabil, dan menunjukkan tren sideways sepanjang dua minggu pertama November.
BACA JUGA:Terlambat Upload Dapodik, Sekolah Tak Dapat BOS
BACA JUGA:Wow! Disdukcapil BS Juara II, Tertib Adminduk Tingkat Provinsi Bengkulu
Tren belanja bervariasi antar wilayah.
Tren belanja di Sulawesi menunjukkan peningkatan, dimana tingkat belanjanya tumbuh 7,0% (minggu kedua November vs akhir 3Q24). Sementara itu, belanja di Maluku & Papua, Kalimantan, dan Sumatera tumbuh lebih rendah, masing-masing sebesar 3,7%, 3,2%, dan 2,8% pada periode yang sama. Di sisi lain, belanja di Jawa dan Balnusra turun masing-masing sebesar 5,5% dan 7,2%.
Belanja barang sekunder meningkat.
Pada November 2024, kelompok belanja yang tumbuh positif dibandingkan bulan sebelumnya (mom) adalah yang terkait dengan electronics (14,3%) dan leisures (7,5%). Belanja yang lebih reguler seperti belanja kebutuhan sehari-hari dan perlengkapan rumah tangga tumbuh negatif, masing-masing turun 14,5% dan 2,7%.
BACA JUGA:Foundcoo Perluas Dampak Digital di Asia-Pasifik, Mendukung Bisnis Industri dan Manufaktur
BACA JUGA:Arrow Electronics Mendukung Produksi EV SAVART Motors di Indonesia
Aktivitas hiburan dan lifestyle berpotensi menjadi salah satu penopang belanja masyarakat ke depan.
Berdasarkan data MSI, proporsi belanja barang-barang kebutuhan sehari-hari dan makan minum masih mendominasi dan trennya terus meningkat, dari 33,9% pada November 2023 menjadi 40,2% saat ini. Namun, di sisi lain, proporsi belanja terkait hiburan dan lifestyle seperti sport, hobby, entertainment, beauty care, hingga handphone dan elektronik juga terus meningkat, dari 14,9% menjadi 21,1% pada periode yang sama.