Peninggalan Bersejarah Wali Songo Bab Dua Part 8

Jumat 27-09-2024,19:00 WIB
Reporter : Eldo Fernando
Editor : Eldo Fernando

Peninggalan Bersejarah Sunan Muria Raden Umar Said 
 
Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id -Walisongo merupakan wali sembilan ulama besar berasal dari pulau Jawa yang menandakan jumlah Wali yang berjumlah sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa.
 
Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsanayang dalam bahasa Arab berarti Mulia, pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat ada pula yang mengatakan bahwa Walisongo adalah sebuah Majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah). 
 
Saat itu, Majelis dakwah Walisongo beranggotakan Maulana Malik Ibrahim sendiri, Maulana Ishaq (Sunan Wali Lanang), Maulana Ahmad Jumadil Kubro (Sunan Kubrawi); Maulana Muhammad Al-Maghrabi (Sunan Maghribi); Maulana Malik Isra’il (dari Champa), Maulana Muhammad Ali Akbar, Maulana Hasanuddin, Maulana ‘Aliyuddin, dan Syekh Subakir.
 
Para Walisongo adalah intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya, pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan.
 
 
Dari perjalanan waktu banyak  peninggalan bersejarah para Wali Songo untuk mengenal lebih dekat ayoo kita bahas satu-persatu peninggalan masing-masing Wali Songo mulai dari peninggalan Sunan Gresik Atau Maulana Malik Ibrahim Sunan Ampel Raden Rahmat, Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim, Sunan Drajat Raden Qosim, Sunan Kudus Ja’far Shadiq, Sunan Giri Raden Paku atau Ainul dan Sunan Kalijaga (Raden Said) part 7 adapun part 8 ini ada Sunan Muria Raden Umar Said 
  Peninggalan Bersejarah Sunan Muria Raden Umar Said    Sunan Muria ( Raden Umar Said ) Ia putra Dewi Saroh adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga.  Nama kecil Sunan Muria adalah Raden Prawoto, nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus.    Gaya berdakwahnya Sunan Muria banyak mengadopsi cara ayahnya yaitu Sunan Kalijaga, namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya.   BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Para Wali Songo Bab Dua Part 2   Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530),  Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu.  Setiap solusi yang di tawarkan Sunan Muria dalam hal pemecahan setiap persoalan yang ada selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru.    Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.   BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Para Wali Songo Bab Dua Part 3  
Adapun beberapa peninggalan Sunan Muria yaitu antara lain: 
 
Satu: Masjid Sunan Muria
 
Masjid Sunan Muria ini berada di puncak Gunung Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. 
Adapun Masjid Sunan Muria ini berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut dan sering disebut sebagai "Masjid di Atas Awan" dan hingga saat ini Masjid Sunan Muria masih berdiri kokoh dan di manfaatkan oleh masyarakat luas serta menjadi salah satu Masjid cagar budaya.
 
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Para Wali Songo Bab Dua Part 4
 
Dua: Situs Air Gentong Keramat
 
Peninggalan Bersejarah lain yang ditinggal oleh Sunan Muria yaitu situs Air Gentong Keramat ini berada di dekat kompleks pemakaman Sunan Muria dan Situs Amir Gentong Keramat ini sering di manfaatkan para peziarah untuk berwudhu maupun hanya sekedar untuk mencuci muda.
 
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Para Wali Songo Bab Dua Part 5
 
Tiga: Makam Sunan Muria
 
Makam Sunan Muria (Raden Umar Said) berada di puncak Gunung Muria untuk mencapai kompleks makam para pengunjung harus menapaki anak tangga sekitar 7.000 tangga maka bagi para peziarah untuk mencapai Makam harus mempersiapkan fisik yang kuat.
 
Empat: Tembang Sinom dan Kinanti
 
Sunan Muria dalam menjalankan dakwahnya mengunakan metode kesenian budaya dengan menciptakan tembang-tembang Jawa bernuansa Islam sehingga masyarakat menjadi tertarik untuk memeluk dan mencintai Agama Islam.
 
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Para Wali Songo Bab Dua Part 6
 
Lima: Gamelan dan wayang kulit
 
Selain dengan tembang- tembang Jawa Sunan Muria menggunakan media lain  untuk berdakwah berdakwah yaitu dengan pertunjukan kesenian Gemelang dan wayang kulit.
 
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Wali Songo Bab Dua Part 7
 
Sehingga Sunan Muria dikenal sebagai salah satu tokoh yang mengajarkan kelestarian alam dan mencintai bumi karena dalam mensyiarkan ajaran Agama Islam dengan metode seni dan budaya sebagai sarana dakwahnya. (djl) Bersambung Part 9
Tags : #wali songo #sunan muria raden umar said #kisah wali songo #kajian islam
Kategori :

Terkait

Terpopuler

Terkini